BAB I
HAKIKAT KONSEP ADMINISTRASI
Administrasi berasal dari bahasa
Latin : Ad = intensif dan ministrare =
melayani, membantu, memenuhi. Administrasi merujuk pada kegiatan atau usaha
untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan di dalam
mencapai suatu tujuan.
·
Administer =
pembantu, abdi, kakitangan, penganut.
·
Adminitratio =
pemberian bantuan, pemeliharaan, perlakuan, pelaksanaan, pimpinan,
pemerintahan, pengelolaan.
·
Administro =
membantu, mengabdi, memelihara, menguruskan, memimpin, mengemudikan, mengatur.
·
Administrator =
pengurus, pengelola, pemimpin.
·
Administrasi
adalah proses yang pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, pemerintah atau swasta, sipil atau militer, besar atau kecil (White, 1958).
·
Administrasi
sebagai kegiatan kelompok yang mengadakan kerjasama guna menyelesaikan tugas bersama (Simon, 1958).
·
Administrasi
didefinisikan sebagai bimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha kelompok individu guna mencapai tujuan bersama (Newman, 1963).
·
Administrasi
berasal dari bahasa Belanda, “Administratie”
yang merupakan pengertian Administrasi dalam arti sempit, yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor
(catat-mencatat, mengetik, menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam
bahasa Inggris disebut : Clerical works (FX.Soedjadi, 1989).
·
Prajudi Atmosudirjo (1980), tatausaha pada hakikatnya merupakan pekerjaan
pengendalian (the handling) informasi.
·
J. Wajong (1962), kegiatan administrasi meliputi pekerjaan tatausaha yang
bersifat mencatat segala sesuatu yang terjadi dalam organisasi untuk menjadi
bahan keterangan bagi pimpinan.
·
Ali Mufiz yang mengutip pendapat Munawardi
Reksohadiprawiro (1984),
administrasi berarti tatausaha yang mencakup setiap pengaturan yang rapi dan
sistematis serta penentuan fakta-fakta secara tertulis dengan tujuan memperoleh
pandangan yang menyeluruh serta hubungan timbal balik antara satu fakta dengan
fakta lainnya.
Administrasi secara sempit diatas dapat
dirangkumkan dalam tiga kelompok, yaitu:
·
Korespondensi atau surat-menyurat yaitu, rangkaian aktivitas yang berkenaan dengan pengriman
informasi secara tertulis mulai dari penyusunan, penulisan sampai dengan
pengiriman informasi hingga sampai kepada pihak yang dituju.
·
Ekspedisi,
yaitu aktivitas mencatat setiap informasi yang dikirim atau diterima.
·
Pengarsipan,
yaitu proses pengaturan dan penyimpanan informasi secara sistematis sehingga
dapat dengan mudah dan cepat ditemukan setiap diperlukan
·
Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa
Inggris “Administration” ,
yaitu proses kerjasama antara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas
tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan (S.P. Siagian, 1973)
·
Administrasi
adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan tertentu. (The
Liang Gie, 1980)
·
Administrasi
adalah keseluruhan proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih yang terlibat dalam suatu bentuk usaha kerja sama demi tercapainya
tujuan yang ditentukan sebelumnya. (Sondang P. Siagian, 1980)
·
Administrasi
(lat. Administrare), meliputi segala proses pelaksanaan tindakan kerja sama
sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
(Ensiklopedia Indonesia, 1980)
·
Administrasi
adalah suatu daya upaya manusia yang kooperatif, yang mempunyai tingkat
rasionalitas tinggi. (Dwight Waldo, 1971)
·
Administrasi
adalah keseluruhan proses dari aktivitas-aktivitas pencapaian tujuan secara
efesien dengan dan melalui orang lain. (Stephen P. Robins, 1983)
Ciri pokok untuk disebut sebagai
administrasi, yaitu:
1. Sekelompok orang, artinya kegiatan adminstrasi hanya mungkin terjadi jika
dilakukan oleh lebih dari satu orang.
2. Kerja sama, artinya kegiatan administrasi hanya munkin terjadi jika
dua orang atau lebih bekerja sama. Menurut
Gibson, dkk (1983) kelompok kerjasama formal dan informal dibentuk karena
pemuasan kebutuhan (the
statisfaction of needs), kedekatan
dan daya tarik (proximity
and attraction), tujuan kelompok (group goals), dan alasan ekonomi (economic reasons)
3. Pembagian tugas, artinya kegiatan administrasi bukan sekedar kegiatan
kerja sama, melainkan kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian kerja
yang jelas.
4. Kegiatan yang runtut dalam suatu proses,
artinya kegiatan administrasi berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu secara
berkesinambungan.
5. Tujuan, artinya sesuatu yang diinginkan untuk dicapai melalui
kegiatan kerja sama.
Albert Lepawsky menunjukkan 6 peranan
administrasi dalam kehidupan dan perkembangan masyarakat:
1. The Universal Importance of Administration
ü Bahwa administrasi sebagai studi
ilmiah yang serius diperlihatkan dari disintegrasi bagi kurangnya abilitas
adminstrasi dan efisiensi manajemen terutama pada periode Perang dunia II
ü Fayol katakan, melalui pengetahuan
administrasi kita mengerti peranan orang, komando, koordinasi dan control yang
jadi dasar untuk tenaga kerja (workman)
ü Dengan demikian tiap orang
membutuhkan Adm sehingga adm adalah suatu subyek dari kepentingan universal.
2. The stabilizing role of administration in society
ü Paul pigors menyatakan bahwa fungsi
primer administrasi adalah untuk stabilisasi institusi-institusi social.
3. The role administration in social change
ü Brook adam mengatakan bahwa fungsi
pokok administrasi adalah jaminan stabilitas social dengan sediakan fasilitas
bagi perubahan social.
4. The treat of a managerial revolution
ü James burnham : kualitas esensial
dari the emerging society adalah karakter manajemennya, bahwa dalam kenyataan
manajer-manajer mempersiapkan untuk taken over masyarakan modern.
5. The prospect of a managerial evolution
ü Charles merriem: bahwa lambat laun
akan diberikan atribut posisi manajer dari suatu masyarakat demokratik.
ü Ia menyebut organisasi pemerintahan
tidak lain merupakan organisasi manajerial.
6. Adminstration as the key to modern society
ü Charles A. Besrd : Masyarakat
modern adalah masayarakat besar. Setiap usaha masyarakat modern akan
mendapatkan ketenangan dibawah adminstrasi.
Administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha
kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Proses
adalah rangkaian perbuatan manusia yang
mengandung maksud tertentu yang memang dikehendaki oleh yang melakukan
perbuatan itu. Disini termasuk pula segenap aktivitas yang terjadi sebagai
akibat perbuatan itu.
Perbuatan
adalah suatu kegiatan manusia yang
mengandung maksud tertentu berupa tindakan dan pemikiran.
Prosedur
adalah suatu rangkaian metode yang telah
menjadi pola tetap dalam melakukan sesuatu pekerjaan yang merupakan suatu
kebulatan.
Suatu rangkaian prosedur yang telah
merupakan suatu kebetulan untuk melaksanakan fungsi disebut sistem
Metode
adalah cara yang telah menjadi
pasti ketepatannya dan merupakan pola dalam mekukan suatu pekerjaan. Apabila
metode merupakan kamahiran dari seseorang yang sudah tergolong ahli, ini
disebut teknik
BAB II
SEJARAH PEMIKIRAN ADMINISTRASI
ü Pemikiran yang dikembangkan oleh
para ahli teori klasik yang dianggap sebagai perintis dan menjadi fondasi untuk
ilmu administrasi modern:
ü Charles Babbage, Henry R.Tone,
Fredrick Winslow Taylor, Gilbreths, Henry L.Grant, Harrington Emerson, Henry
Fayol, James D. Money, Lyndal F.Urwick, Chester I. Barnard
ü Para ahli Adm modern yang
dikembangkan dari pendekatan-pendekatan psikologis terutama dipelopori oleh
Elton Mayo, hugo Munsterberg yang dikenal dengan hubungan manusia, dan juga
aliran-aliran perilaku, teori proses, pendekatan kuantitatif, pendekatan sistem
dan pendekatan kontingensi
ü Para ahli teori klasik terutama
menekankan pada pemikiran F.W Taylor dan Henry Fayol dan Max Webber dengan
kontribusi dari para ahli teori klasik lainnya
ü Kemudian membahas pendikatan
hubungan manusia, pendekatan prilaku, pendekatan proses, pendekatan kuantatif,
pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi yang merupakan acuan pendekatan
studi dalam administrasi modern.
ü Teori selalu berkembang dan
tidak mengenal akhir. Apalagi tidak satu teoripun yang bisa gambarkan
secara lengkap tentang kenyataan kerja sama keorganisasian yang kita alami
ü Oleh sebab itu teori klasik bukan
berarti sudah kadaluarsa dan teori modern dan kontemporer adalah up to date,
tetapi kedua-duanya saling lengkapi atas kelemahan masing-masing.
ü Meskipun demikian baru pada akhir
abad 19 awal abad 20 pengalaman tersebut ditelaah dan dianalisis secara ilmiah
yang dikumpulkan dalam satu disiplin ilmu yaitu Ilmu Administrasi
ü Melalui analisis sejarah dapat
dilacak dan diketahui bahwa kira-kira tahun 1300 SM bangsa mesir telah mengenal
Administrasi, Max
webber “Mesir sebagai satu-satunya Negara paling tua yang
memiliki Administrasi Birokratik”.Demikian
juga tiongkok kuno, dapat diketahui tentang konstitusi Chow yang dipengaruhi
oleh ajaran Confucius dalam “administrasi Pemerintahan”. Yunani (430 SM) dengan
susunan kepengurusan Negara yang demokratis, Romawi dengan “de ofiis” dan “de
Legibus”nya Marcus Tullius Cicero dan abad 17 di perusia, Austria, Jerman, dan
Prancis dengan Kameralisyang mengembangkan Administrasi Negara, Misalnya :
Sistem Pembukuan dalam hal administrasi keuangan Negara, Markantilis
(sentralisasi Ekonomi dan politik) dan Kaum Fisiokrat yang berpengaruh selama
kurun waktu 1550 – 1700 san
ü Fakta administrasi seperti
dikemukakan diatas hingga 1886 dikenal sebagai praktek dan teknik kerjasama
sebagai seni administrasi yang belum ditelaah secara ilmiah. Adapun puncak
analisis ilmiah mengenai fenomena administrasi berdasarkan fakta sejarah
dimulai pada akhir abad 19 dengan munculnya gerakan manajemen ilmiyah yang
dipelopori F.W Taylor (1856 -1925) dan gerakan general and industrial
administration yang dipelopori H. Fayol (1841-1925) sekaligus beri identitas
ilmu bagi adminstrasi yang kemudian desempurnakan dengan munculnya
berbagai teori dan pendekatan studi administrasi.
Adapun tahap-tahap perkembangan
Administrasi dan manajemen dapat dikemukakan sebagai berikut :
A. Perkembangan Administrasi dan
Manajemen sebagai Seni
Pekembangan administrasi dan manajemen
sebagai seni meneurut Siagian
(1977) dapat dibagi menjadi 3 fase utama yaitu :
1. Fase Pra Sejarah yang berakhir pada tahun 1 masehi.
2. Fase Sejarah yang berakhir pada tahun 1886, dan
3. Fase Modern yang dimulai pada tahun 1886 dan yang masih
berlangsung hingga sekarang ini.
Fase
Pra Sejarah
Banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa
prinsip-prinsip Administrasi telah dilaksanakan pada fase sejarah ini, meskipun
mungkin masyarakat purba pada masa itu tidak secara sadar melaksanakannya.
Beberapa peradaban yang dapat di gunakan
untuk melacak fenomena-fenomena administrasi dan manajemen serta
prinsip-prinsip yang telah dijalankan sebagai bukti-bukti perkembangan
administrasi dan manajemen dalam kurung waktu fase sejarah adalah sebagai
berikut :
1. 1.
Peradaban Mesopotamia.
Pada zaman Mesopotamia ini telah dijalankan
prinsip-prinsip administrasi dan manajemen terutama di bidang pertanian,
perdagangan, komunikasi, pengangkutan terutama pengangkutan sungai bahkan
masyarakat Mesopotamia telah menggunakan logam sebagai alat tukar menukar yang
memperlancar jalannya perdagangan.
1. 2.
Peradaban Babilonia
Administrasi perdagangan, pemerintahan,
perhubungan dan pengangkutan telah berkembang pula dengan baik sejak zaman
Babilonia ini. Peradaban Babilonia telah berhasil pula membina suatu sistem
administrasi dan manajemen dibidang teknologi, yaitu dengan adanya taman
gantung yang sampai saat ini belum dapat ditandingi oleh teknologi
manusia modern.
1. 3.
Mesir Kuno
Analisis terhadap peninggalan-peninggalan
zaman pra sejarah, membuktikan bahwa di Mesir kuno aspek administrasi dan
manajemen yang sangat berkembang ialah penataan usaha kerja sama di bidang
pemerintahan, militer, perpajakan dan pertanian (termasuk irigasi). Piramida di
Mesir juga merupakan pembuktian bahwa dalam pembangunan peninggalan sejarah itu
telah melibatkan ratusan ribu orang yang bekerjasama, dan tentunya didasari
dengan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan atau pengerahan tenaga, dan
pengawasan yang sifatnya formal. Di Mesir juga ditemukan bukti-bukti bahwa
orang-orang Mesir telah menerapkan system desentralisasi dan penggunaan staf
penasehat 2000 tahun sebelum masehi.
1. 4.
Tiongkok Kuno
Yang paling menonjol dan merupakan
perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ialah bahwa masyarakat dan
pemerintahan Tiongkok Kuno telah berhasil menciptakan suatu sistem Administrasi
kepegawaian yang sangat baik. Demikian baiknya ciptaan itu sehingga banyak
prinsip-prinsip administrasi kepegawaian modern yang terkenal dengan istilah
“Merit System” itu dipinjam dari prinsip-prinsip Administrasi kepegawaian
Tiongkok Kuno.
Tokoh-tokoh terkenal pada zaman ini adalah
:
a)
Confusius
Beliau terkenal tidak hanya sebagai ahli
filsafat dan rohaniawan yang agung akan tetapi juga sebagai Negarawan dan
Administrator yang besar. Selama jabatannya sebagai perdana menteri, Tiongkok
Kuno menjadi sangat teratur, beliau telah menyusun apa yang ia sebut sebagai
ketentuan Administrasi negara (Rules of Public Administration) yang merupakan kode etik bagi para pejabat pemerintah
pada waktu itu.
b)
Chow
Chow pun pernah menjabat sebagai perdana
menteri Tiongkok Kuno. Beliau telah menciptakan apa yang disebut Undang-Undang
Chow (The
Constitution of Chow)
yang merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pegawai negeri.
Syarat-syarat itu cukup berat sekalipun dilihat dari kacamata modern sekarang
ini, yaitu : kejujuran, kecakapan, pengabdian kepada kepentingan umum,
pengetahuan yang mendalam tentang kondisi negara,, kemampuan selalu sibuk dan
produktif.
c)
Moti
Beliau ini dipandang sebagai perdana
menteri yang berpandangan sosialime pertama di dunia dan sumbangnnya yang
terpenting adalah perbaikan di bidang pertanian.
1. 5.
Romawi Kuno.
Pekembangan Administrasi pada zaman Romawi
Kuno dibuktikan dengan adanya ahli filsafat terkenal yaitu CICERO, terutama dalam 2 bukunya yang masing-masing berjudul “ De Office ” dan “ De Legibus (The Low). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa pemerintah Romawi
Kuno telah berhasil memerintah daerah yang sangat luas dengan penggunaan apa
yang dikenal sekarang dengan istilah “System Approach”. Tugas-tugas pemerintah dibagi dalam
departemen-departemen yang disebut “Magistrates”
yang dipimpin oleh seorang magistrator. Disamping itu, pemerintah Romawi Kuno
telah berhasil pula mengembangkan Administrasi Militer, Administrasi Pajak,
Administrasi Perhubungan lebih dari zaman-zaman sebelumnya.
1. 6.
Yunani Kuno.
Sumbangan terkenal dari Yunani Kuno yang
mempengaruhi jalannya proses administrasi ialah pengembangan konsep demokrasi.
Meskipun konsep demokrasi pada zaman Yunani Kuno berbeda dengan konsep yang
kini umum belaku di dunia. Sebagaimana diketahui, demokrasi dalam bahasa Yunani
terdiri dari 2 kata yaitu “demos” yang
berarti rakyat dan “krato”
yang berarti kekuasaan. Jadi kekuasaan
rakyat. Letak perbedaan konsep demokrasi di kala itu dan sekarang ialah
terletak pada perbedaan interpretasi tentang “rakyat”. Yang tergolong kepada
rakyat dari suatu polis (Negara kota) pada zaman yunani kuno hanya terbatas
pada mereka yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Pria
2. Dewasa ( 21 Tahun )
3. Lahir di Athena ( sebagai polis terbesar dan
terpenting )
4. Orang Tua warga negara Athena.
Pembatasan pengertian “rakyat” ini memang
logis bagi rakyat Yunani Kuno karena 75 % dari penduduk Athena terdiri dari
pendatang atau budak belian.
Dengan pembatasan-pembatasan ini pun Yunani
Kuno telah berhasil menciptakan parlemen pertama di dunia yang pada waktu itu
disebut “Dewan
Orang-Orang Tua yang Bijaksana”. Urusan-urusan di bidang pertahanan diatur sendiri oleh
suatu dewan yang disebut “Dewan Militer”.
Suatu ciri khas dari masyarakat Yunani Kuno
ialah bahwa orang-orang yang tergabung sebagai rakyat, paling sedikit satu kali
dalam hidupnya harus menjadi pegawai negeri tanpa bayaran.
Dengan uraian perkembangan Administrasi
pada fase Pra Sejarah ini, jelas menunjukkan bahwa pada mulanya Administrasi
Negara berkembang jauh lebih pesat dari Administrasi Niaga, sedangkan pada
zaman modern sekarang ini kelihatannya keadaannya terbalik. Penyebabnya antara
lain ialah perkembangan industri dan teknologi yang sangat pesat.
1. a.
Fase Sejarah Hingga Revolusi Industri
·
Gereja
katolik
Mempunyai sumbangan besar terhadap
pemikiran adm melalui praktek adm terutama dalam organisasi 1000 tahun yang
lalu, memberi kontribusi dalam hal Hirarki otoritas, spesialisasi aktivitas
sepanjang garis fungsional dan konsep staf.
·
Nicolo
Machiaveli
Merupakan orang yang memberi kontribusi
secara individual terhadap pengembangan pemikiran administrasi dan management,
lahir pada tahun 1469 ia membuat analisis sistematis tentang Prince’s (manajer)
job dan dari itu dikembangkan prinsip-prinsip prektis yang digunakan sekarang
ini seperti telah ada 500 tahun lalu. Dalam the prince dan the Discoources,
Machiaveli 4 prinsip-prinsip kepemimpinan yaitu
1) Pentingnya
Relying upon mass consent. Otoritas prince adm pemimpin datang dari adm yang
diberikan oleh bawahan. Tak seorangpun menjadi pimpinan tanpa disetujui
pengikut.
2) Pemimpin
harus Stive for cohesiveness dalam organisasi.
3) Prince
harus mempunyai satu kemauan untuk survive
4) Prince
harus mejadi pimpinan yang perhatikan wishdom, kindness dan justice, sifat yang
diuji pada setiap waktu
Dalam fase ini timbul di daerah Eropa tiga
kelompok sarjana yang terdapat pada 3 negara yang berbeda-beda dan mempunyai
pandangan yang garis besarnya sama yaitu :
1. Kaum Kameralisten yang terdapat di Jerman dan Australia.
2. Kaum Merkantilizen di Inggris, dan
3. Kaum Fisiokraten di Perancis.( Siagian, 1977)
Mereka ini sebenarnya adalah
pelopor-pelopor Administrasi ilmiah, karena inti dari teori-teori mereka ialah bahwa
perekonomian dari pada suatu negara hanya bisa akan kuat apabila
kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dilaksanakan sebaik-baiknya, akan
tetapi administrasi dan manajemen belum diketemukan pada waktu itu, maka mereka
digolongkan sebagai ahli ekonomi.
Bukti yang dapat diketengahkan dari ketiga
kelompok ahli tersebut sebagai pelopor Administrasi dan manajemen ilmiah ialah
hasil karya mereka, diantaranya adalah George Von zincke yang telah menghasilkan 537 karya ilmiah dari 175
diantaranya membahas Administrasi pertanian.
·
Revolusi
Industri
Inovasi teknologi dari revolusi industri
memberi dampak dinamik terhadap pemikiran-pemikiran adm dan manajemen terjadi
di inggris antara tahun 1700-1785, revolusi industri di inggris mengubah
manusia di segala bidang termasuk di bidang adm dan manajemen sebagai sebagai
teknik dan praktek kerjasama manusia.
Pada abad 18 dan 19 terjadi revolusi
teknologi di inggris. Tenaga manusia digantikan oleh mesin dan
mesin-mesin uap menghasilkan tenaga yang lebih murah dan lebih efisien.
Pada fase revolusi industri, Richard Arkwright memberi kontribusi dalam penggunaan efficient managerial
principles yang berhubungan dengan produksi yang kontinu, koordinasi
mesin-mesin, material, orang-orang , capital, factory disiplin dan tanda- tanda
pembagian kerja. Adam
Smith juga memberi kontribusi tentang pembagian
kerja, dimana ditunjukkan bahwa spesialisasi dapat meningkatkan efisiensi,
Perkembangan pemikiran dalam periode waktu hingga 1886 lebih merupakan adm dan
manajemen sebagai praktek pengaturan kerjasama untuk mencapai tujuan, administrasi lebih dikenal sebagai “seni”
Fase
Modern
Fase modern ini ditandai dengan lahirnya
gerakan Manajemen Ilmiah yang dipelopori F.W.Taylor sebagai seorang sarjana Pertambangan. Taylor
memperhatikan bahwa effisiensi dan produktifitas buruh tidak terlalu tinggi
disebabkan terlalu banyaknya waktu dan gerak-gerik kaum buruh yang tidak
produktif. Kemudian Taylor mengadakan penyelidikan tentang hal-hal tersebut
yang disebut “ Time and Motion Study “ dan hasilnya dituliskan dalam suatu buku
yang berjudul “ The
Principles of Scientific Management “ dan
diterbitkan pada tahun 1911 setelah terlebih dahulu dibacakan dalam kongres
para sarjana teknik Amerika.
Demikian pula di Prancis seorang ahli
pertambangan yang bernama Henri Fayol. Beliau menyelidiki sebab musabab kegagalan perusahaan
yang ditempatinya bekerja. Berkat usahanya itu perusahaan tersebt dapat
diselamtkan dari kehancuran. Dan kemudian hasil pemikirannya itu dituangkan
dalam suatu buku yang terbit pada tahun 1916, dan pada tahun 1930 diterjemahkan
kedalam ke dalam bahasa inggris dengan judul “ General and Industrial Management
“.
Pada dasarnya kedua tulisan dari ahli
tersebut diatas saling melengkapi, karena Taylor menyoroti pada pelaksana dan pimpinan tingkat rendah,
sedang Fayol menyoroti golongan pimpinan tingkat atas dari suatu
organisasi.
Kedua tokoh inilah yang memegang peranan
dan memberikan sumbangan yang sangat besar dalam meletakkan dasar pertumbuhan
administrasi dan manajemen sebagai ilmu pengetahuan. Karenanya F.W. Taylor dijuluki sebagai Bapak Gerakan Managemen Ilmiah dan H. Fayol dijuluki sebagai Bapak Teori Administrasi.
1. B. Perkembangan
Administrasi sebagai “Ilmu”
Puncak perkembangan organisasi dan
manajemen pada fase sejarah adalah permulaan abad 18 melalui karya charles
babbage (1792-1871) seorang ahli matemartika di universitas Cambridge inggris.
Dalam bukunya “the economy of manufacture” menekankan pentingnya efisiensi
dalam usaha pencapaian tujuan dan pentingnya pembagian kerja, pada awalnya buku
itu tidak mendapat perhatian tetapi setelah lahirnya gerakan manajemen ilmiyah
di AS yang dipelopori F.W Taylor (1886) buku tersebut mulai diperhatikan dan
diselidiki. Lahirnya manajemen ilmiah merupakan fase modern dalam perkembagan
administrasi dan merupakan titik awal perkembangan administrasi sebagai ilmu pengetahuan, Pada fase modern pengembangan administrasi dan
manajemen mulai menggunakan metode-metode sehingga fase ini meupakan fase
perubahan administrasi dan manajemen sebagai prektek dan teknik kerjasama sebagai seni menjadi sebagai ilmu
Pelopor pemikiran administrasi dan
manajemen sebagai ilmu dengan menggunakan metode-metode ilmiyah adalah F.W
Taylor dalam karyanya “shop Management” (1911) dan H.Fayol dalam karyanya
“Administration Indutrialle et Generale” Manajemen Umum dan Industri.
1. Manajemen Ilmiah
Charles
Babbage, yang pada permulaan abad 18 telah menulis
buku yang berjudul “The
Economy of manufacture”
dalam buku tersebut mengemukakan pentingnya efisiensi dalam usaha mencapai
tujuan. Namun selama hampir satu abad hasil karya ini terlupakan dan baru
diselidiki kembali setelah lahirnya manajemen ilmiah ( scientific management movement ), yang dipelopori oleh Frederick Winslow Taylor di
Amerika Sertikat. Gerakan ini dimulai tahun 1886 dan menandai 2 hal yaitu : (1)
berakhirnya status administrasi dan manajemen sebagai seni semata-mata, tetapi
mulai berdwistatus karena administrasi dan manajemen itu berstatus pula sebagai
ilmu, dan (2) berakhirnya fase sejarah dalam perkembangan administrasi
dan manajemen dan tibanya fase modern yang dimulai pada tahun 1886 dan
yang masih berlangsung terus hingga dewasa ini.
Taylor adalah orang pertama yang
mengembangkan manajemen ilmiah. Taylor terkenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah
karena hasil penelitiannya yang telah dibukukan tentang usaha-usaha untuk
meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu dan gerak pada tahun 1886,
dijadikan sebagai pegangan penting bagi para buruh dan manajer. Dalam
penelitiannya itu, ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan rendah karena
banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif.
Selain itu, taylor telah memberikan
prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah dalam manajemen dan
mengembangkan teknik-teknik untuk mencapai efisiensi dan keefektifan
organisasi. Ia berasumsi bahwa manusia harus diperlakukan seperti mesin. Dalam
bekerja, setiap manusia harus diawasi oleh supervisor secara efektif dan
efisien.
Kritik yang sangat keras dari para ahli
perilaku yang mengecam penganut Taylor menyatakan bahwa Taylor dan penganutnya
telah memperlakukan para pekerja secara tidak manusiawi. Untuk mengatasi
kelemahan pendekatan manajemen klasik, muncul pemikiran para ahli berikutnya
dengan pendekatan baru yang disebut teori organisasi klasik.
Manajemen ilmiah ini dikembangkan oleh
Robert Owen, Charles Babbage, Frederick W. Taylor, Henry L. Gantt dan pasangan
Gilberth. Pada dasarnya manajemen ilmiah timbul disebabkan adanya kebutuhan
untuk meningkatkan produktivitas. Kontribusi manajemen ilmiah sangat besar
artinya bagi dunia kini. Hal ini ditunjukkan bahwa metode manajemen ilmiah
dapat diaplikasikan pada berbagai aktivitas organisasi di samping organisasi
manufakturing. Sedangkan Teori Organisasi Klasik yang dikembangkan oleh Henry
Fayol timbul krena adanya dampak dari adanya organisasi yang kompleks. Fayol
berpendapat bahwa praktik manajemen yang baik memiliki suatu pola tertentu yang
dapat diidentifikasikan dan dianalisis. Kontribusi besar bagi pola pikir
manajemen menurut Fayol adalah manajemen bukanlah suatu bakat tetapi suatu
keterampilan seperti halnya keterampilan lainnya. Oleh karena itu, manajemen
dapat diajarkan, asalkan prinsip yang mendasarinya dipahami dan teori umum
mengenai manajemen dirumuskan. Dengan demikian, menjadi seorang manajer bukan
karena pembawaan, tetapi pelatihan dan pengalaman memberikan andil yang besar.
1. Teori Administrasi
Teori organisasi klasik disebut juga teori
administratif. Salah seorang tokohnya adalah Fayol (1841-1925). Fayol terkenal
sebagai Bapak Teori Ilmiah. Dalam bukunya yang terkenal dengan judul Administration Industrielle et Generale, Fayol mengemukakan teori dan teknik administratif untuk
mengelola organisasi yang kompleks. Sebagai manejer utama di pabrik tambang dan
metalurgi yang sangat terkenal di Eropa, Fayol yakin bahwa kesuksesannya
merupakan keterampilan mengembangkan pengalaman dan introspeksi.
Teori administrasi adalah bagian kedua dari
tiga dasar teori klasik organisasi (Hick dan Gullett, 1975). Di sini terdapat
perbedaan yang dibiaskan pada praktek manajerial dalam teori administrasi.
Mengingat teori birokrasi memberikan penjelasan organisasi yang dibangun
secara “ideal”, teori administrasi merumuskan strategi spesifik untuk
menerapkan struktur birokrasi. Teori administrasi menterjemahkan banyak prinsip
dasar model birokrasi secara deskriptif ke dalam prinsip praktek manajerial
preskriptif. Buktinya, teori administrasi memiliki gelar populer sebagai
“prinsip manajemen” (Hick dan Gullett, 1975).
Selain itu, Fayol juga mengetengahkan empat
belas prinsip administrasi yang sangat terkenal dan fungsi manajemen, yaitu Planning, Commanding, Coordinating and
Controlling.
Empat belas prinsip administrasi :
·
Pembagian
kerja atau spesialisasi meningkatkan produktifitas karena orang memusatkan
perhatian pada pekerjaan sesuai dengan keahlian.
·
Wewenang
dan tanggung jawab harus ada dalam pelaksanaan kegiatan. Perlu ada rangsangan
untuk kegiatan yang dilaksanakan dengan baik dan sanksi bagi pelaksanaan
kegiatan yang tidak baik.
·
Harus
ada disiplin, yaitu rasa hormat dan taat pada peranan dan tujuan organisasi.
·
Perlu
kesatuan perintah. Bawahan hanya menerima perintah dan bertanggung jawb pada
satu atasan.
·
Perlu
adanya kesatuan pengarahan. Organisasi efektif bila para anggota bekerja sama
berdasarkan tujuan yang sama.
·
Para
anggota organisasi harus mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan
pribadi.
·
Pambayaran
balas jasa harus bijaksana, adil, tidak eksploitatif dan memuaskan pihak-pihak.
·
Perlu
diatur keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi.
·
Hubungan
antar tugas disusun atas dasar suatu hierarki atas bawah.
·
Harus
ada order, aturan, ketertiban dimana ada suatu tempat untuk setiap orang yang
seharusnya memang tempatnya.
·
Keadilan
bagi personalia, persamaan perlakuan dalam organisasi.
·
Perlu
kelangsungan, keamanan dan kepastian kerja bagi karyawan.
·
Dalam
setiap tugas harus dimungkinkan untuk mengadakan prakarsa atau inisiatif.
·
Harus
ada semangat korps menggalang kekuatan dengan persatuan atau kesetiakawanan,
kebanggaan bersama dan merasa memiliki.
1. Teori Birokrasi
Ahli lain dalam teori ini adalah Gulick,
Urwick, Sheldon, Mooney dan Max Weber. Max weber merupakan seorang Jerman
peletak dasar sosiologi di Jerman, yang kemudian dikenal sebagai Bapak
Birokrasi, ikut serta mempengaruhi perkembangan teori administrasi. Birokrasi
menurut Weber merupakan ciri dan pola organisasi yang strukturnya dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu memanfaatkan tenaga ahli secara maksimal.
Max Weber, seorang sosiolog Jerman menulis sebuah alasan yang
menggambarkan bentuk birokrasi sebagai cara ideal mengatur organisasi
pemerintahan melalui prinsip-prinsip bentuk birokrasi antara lain harus
terdapat adanya struktur
hirarkis formal pada setiap tingkat dan
di bawah kontrol dan dikendalikan dalam sebuah hirarki formal atas dasar dari
perencanaan pusat dan pengambilan keputusan, manajemen dengan aturan yang jelas adanya pengendalian melalui aturan yang memungkinkan
agar keputusan yang dibuat pada tingkat atas akan dapat dilaksanakan secara
konsisten oleh semua tingkat di bawahnya, organisasi dengan fungsional yang khusus pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh mereka yang benar
merupakan ahli kemudian disusun dalam unit-unit berdasarkan jenis pekerjaan
yang akan dilakukan berdasarkan keahlian, mempunyai sebuah misi target yang akan
dituju atau yang sedangkan dilaksanakan dalam upaya agar tujuan agar organisasi ini dapat
melayani kepentingan yang akan diberdayakan termasuk dalam misi untuk melayani organisasi
itu sendiri harus melalui perhitungan pencapaian pada tujuan, perlakuan secara impersonal idenya agar memperlakukan semua pelaksana dan
kepentingan diperlakukan secara sama sama dan tidak boleh dipengaruhi oleh
perbedaan individu, bekerja
berdasarkan kualifikasi teknis
merupakan perlindungan bagi pelaksana agar dapat terhindar dari pemecatan
sewenang-wenang dalam saat menjalankan tugasnya.
Karakteristik (ciri-ciri) birokrasi,
menurut idealisasi yang coba dibangun oleh Max Weber, dapat disimpulkan sebagai
berikut :
·
A
hierarchical system of authority (sistem kewenangan yang hierakis)
·
A
systematic division of labour (pembagian kerja yang systematic
·
A
clear specification of duties for anyoneworking in it (spesifikasi tugas yang
jelas)
·
Clear
and systematic diciplinary codes and procedures (kode etik disiplin dan
prosedur yang jelas serta sistematis)
·
The
control of operation through a consistent system of abstrac rules (kontrol
operasi melalui sistem aturan yang berlaku secara konsisten)
·
A
consistent applications of general rules to specific cases (aplikasi
kaidah-kaidah umum kehal-hal pesifik dengan konsisten)
·
The
selection of emfloyees on the basic of objectively determined qualivication
(seleksi pegawai yang didasarkan pada kualifikasi standar yang objektif)
·
A
system of promotion on the basis of seniority or merit, or both (sistem promosi
berdasarkan senioritas atau jasa, atau keduanya)
1. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Pendekatan ini muncul untuk merevisi teori
manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi produksi
dan keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya melengkapi teori manajemen klasik
dengan menerapkan sosiologi dan psikologi dalam manajemen.
Munsterberg(1863-1916), profesor psikologi
Jerman yang mendapat sebutan Bapak Psikologi Industri, menyarankan agar
penggunaan teknik-teknik manajemen menggunakan hasil eksperimen psikologi.
Sebagai contoh, berbagai metode psikologi dapat digunakan untuk memilih
kharakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan. Ia juga
menyarankan agar faktor sosial dan budaya turut dipertimbangkan dalam suatu
organisasi. Kontribusi utama dari Munsterberg untuk manajemen adalah aaplikasi
psikologi industri dalam manajemen.
Penelitian Hawthorne yang dilakukan oleh Mayo (1880-1949) menghasilkan bahwa
hubungan manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk
menggambarkan cara interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi.
Asumsinya, jika manajer personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan
manusiawi dalam organisasipun menjadi baik. Apabila moral dan efisiensi
menurun, maka hubungan manusiawi dalam organisasipun menurun.
Ahli lain yang termasuk dalam pendekatan
ini adalah Lewin, Roger, Morino, dan lainnya.
Keterbatasan dari teori hubungan manusiawi
ini adalah bahwasanya konsep makhluk sosial tidaklah menggambarkan secara
lengkap individu-individu di tempat kerjanya. Perbaikan kondisi kerja dan
kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan produktivitas yang mencolok.
Lingkungan sosial ti tempat kerja bukanlah satu-satunya tempat pekerja saling
berinteraksi dengan unit lain di luar tempat kerja. Kelompok yang diteliti
mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya menjadi objek dan subjek
penelitian.
1. Pendekatan Teori Perilaku
Teori perilaku merupakan pengembangan dari
pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan ini memandang bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku dapat dipahami melalui tiga
pendekatan, yaitu:
1) Rasional
Model rasional memusatkan perhatiannya pada
anggota organisasi yang diasumsikan bersifat rasional dan mempunyai berbagai
kepentingan, kebutuhan, motif dan tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down
dan Simon
2) Sosiologis
Model ini lebih memusatkan perhatiannya
kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan psikologi. Pendukung model ini
antara lain Bern
3)
Pengembangan hubungan manusia
Model pengembangan hubungan manusia lebih
memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang ingin dicapai dan pengembangan
berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi agar dapat meningkatkan
produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain, Mc Gregor, Maslow, dan
Bennis.
Keterbatasan dari pendekatan perilaku ini
adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli perilaku percaya bahwa
bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan dengan manusia yang
bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli perilaku sangat
kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer. Dikarenakan perilaku
manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering berbeda dalam menyimpulkan
penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi manajer untuk memilih dan
melaksanakannya.
1. Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif ditandai dengan
berkembangnya tim penelitian operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri.
Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim penelitian operasi Inggris pada PD
II. Teknik-teknik penelitian operasi ini semakin berkembang sejalan dengan
kemajuan komputer, transportasi dan komunikasi. Teknik-teknik penelitian
operasi selanjutnya disebut sebagai pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan manajemen ilmiah dipakai dalam
banyak kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen produksi, penjadwalan,
pengembangan strategi produk, pengembangan SDM dan perencanaan program.
Langkah-langkah manajemen ilmiah yaitu: perumusan masalah, penyusunan suatu
model matematis, penyelesaian model, pengujian model, penetapan pengawasan atas
hasil, pelaksanaan (implementas).
1. Pendekatan Sistem
Defenisi sistem begitu banyak dikemukakan
oleh ahli. Menurut Shore & Voich (1974) sistem ialah suatu keseluruhan yang
terdiri dari sejumlah bagian-bagian. Menurut Gerald, et al. (1981) sistem ialah
tata cara kerja yang saling berkaitan, dan bekerja sama membentuk suatu
aktivitas atau mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat dipandang sebagai
suatu hal yang tertutup atau terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya, sedangkan sistem terbuka ialah
sistem yang dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bentuk umum suatu sistem terdiri atas
input, proses, output dan umpan balik. Umpan balik ialah hasil output untuk
untuk memperbaiki input yang akan datang. Keempat unsur tersebut berada dalam
suatu organisasi. Sebagai organisasi dengan sistem terbuka, maka organisasi
dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan luarnya. Pendekatan sistem meliputi
penerapan konsep-konsep yang cocok dari teori sistem untuk mempermudah
pemahaman tentang teori organisasi dan praktik manajerial
Peningkatan mutu pendidikan dengan
pendekatan sistem berarti mulai dari input, proses, output sampai kepada
outcome pendidikan. Dalam praktiknya, peningkatan mutu pendidikan selama ini
belum menggunakan pendekatan sistem. Peningkatan mutu cenderung berpikir output
oriented. Mutu pendidikan hanya dinilai dari output pendidikan seperti hasil
belajar dan ujian nasional. Padahal, dengan berpikir sebagai suatu sistem, mutu
pendidikan tidak hanya ditentukan oleh nilai ujian nasional tetapi juga mutu
input dan mutu prosesnya di dalam kelas.
1. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan ini mencoba untuk menerapkan
berbagai pendekatan manajemen terdahulu pada kehidupan nyata atau kondisi dan
situasi tertentu. Perbedaan kondisi dan situasi tertentu memerlukan pendekatan
tertentu pula. Menurut pendekatan ini, tugas manajer ialah mengidentifikasi teknik
tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi tertentu dalam mencapai
tujuan organisasi, karena tidak ada satupun teknik manajemen yang universal
yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan kondisi.
1. Pendekatan Hubungan Manusiawi Baru
Pendekatan hubungan manusiawi baru
merupakan pendekatan integratif yang menggabungkan pandangan positif terhadap
hakekat manusia dengan studi organisasi secara ilmiah sehingga dapat
menggambarkan kerja manajer yang efektif.
Burns dan Stalker menyatakan bahwa permulaan
kebijakan administratif adalah kesadaran tentang belum optimalnya tipe-tipe
sistem manajemen. Pendekatan hubungan manusia baru dimulai dengan teori
pendekatan kontingensi menuju cara manajer seharusnya bertindak dalam
lingkungannya.
Dari beberapa pendapat ahli tentang
fungsi-fungsi manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi-fungsi
administrasi pendidikan meliputi 1) perencanaan, 2)pengorganisasian,
3)pengarahan, 4)pengendalian.
Dari berbagai pendekatan manajemen, dapat
disimpulkan ada dua aliran manajemen, yaitu manajemen yang lebih berorientasi
kepada tugas untuk meningkatkan produksi sebanyak-banyaknya dan manajemen yang
berorientasi kepada manusia sebagai pelaksana tugas untuk meningkatkan hubungan
manusiawi sebaik-baiknya.
Perkembangan pemikiran administrasi dan
manajemen di Indonesia : suatu perspektif
Para pemegang kekuasaan merasakan
kekurangan dan kelemahan administrasi dalam mengelola Pemerintahan, negara dan
pembanguan. Maka pembangunan ilmu administrasi diwujudkan, antara lain dengan mendirikan
Lembaga Pendidikan yang mengajarkan ilmu administrasi, contoh Lembaga
Administrasi Negara (LAN).
BAB III
KEDUDUKAN ADMINISTRASI
1. Administrasi sebagai Seni
Sebagaimana dikemukakan pada uraian dimuka,
bahwa gerakan manajemen ilmiah yang dipelopori F.W. Taylor tahun 1886 menandai berakhirnya status administrasi dan
manajemen sebagai seni semata-mata, dan mulai berdwistatus, yaitu
disamping sebagai seni juga sebagai ilmu.
Istilah “seni” atau art ini berasal
dari bahasa Latin yang berarti “skill” atau
keahlian, kemahiran yang timbul dari dalam untuk mewujudkan sesuatu. Dengan
demikian, administrasi dan manajemen yang dianggap seni adalah keahlian atau
kemampuan kerja untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkan atau dengan kata
lain administrasi dan manajemen ditinjau dari segi praktisnya.
The
Liang Gie dalam buku Kamus Administrasi menjelaskan
mengenai hal ini sebagai berikut : Pengertian seni Administrasi biasanya
dilawankan denga ilmu Administrasi (The Science of Administration). Di sini, seni administrasi diartikan sebagai penggunaan
kemahiran, kecerdikan, pengalaman, firasat dan penerapan pengetahuan secara
sistematis yang dilakukan oleh seorang pejabat pimpinan dalam suatu usaha kerja
sama sehingga tujuan usaha itu tercapai.
1. Administrasi sebagai Ilmu
Disamping administrasi dan manajemen
sebagai seni juga sebagai ilmu. Administrasi sebagai ilmu melalui perjuangan
yang cukup lama dan diawali dengan praktek, ingat penyelidikan yang dilakukan
oleh F.W.
Taylor dan Henri Fayol
yang kemudian melahirkan teori-teori yang sangat diperlukan dalam usaha
meningkatkan efesiensi perusahaan. Kemudian perkembangan selanjutnya,
administrasi tergolong sebagai ilmu karena telah memenuhi syarat-syarat ilmu
pengetahuan. Adapun syarat-syarat yang dimaksud adalah : (1) tersusun secara
sistematis, (2) obyektif-rasionil sehingga dapat dipelajari, (3) menggunakan
metode ilmiah, (4) mempunyai prinsip-prinsip tertentu, (5) dapat dijadikan
teori.
Semua syarat-syarat tersebut telah dipenuhi
oleh Administrasi, seperti sistematika dapat dilihat dari segi unsur-unsurnya,
obyek permasalahannya yaitu soal-soal kegiatan manusia dalam bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan, hal ini dapat ditelaah secara obyektif
dan rasionil. Sedangkan mengenai metode penyelidikannya meliputi pengamatan,
percobaan dan analisis. Dan prinsip-prinsipnya ialah dari segi efesiensi.
Selanjutnya sebagai bukti administrasi dan
manajemen sebagai ilmu pengetahuan ialah adanya lembaga-lembaga pendidikan yang
membina ilmu administrasi ini. Seperti AIA (Akademi Ilmu Administrasi),
STAN (Sekolah Tinggi Administrasi Negara), Jurusan Administrasi Niaga/Negara
dari perguruan tinggi baik yang berstatus negeri maupun swasta.
Disamping itu sebagai bukti pula beberapa
sarjana yang berpendapat bahwa Administrasi sebagai ilmu diantaranya dapat
dikemukakan sebagai berikut :
Luther
Gullick, beliau mengatakan bahwa Administrasi
berkenaan dengan terciptanya tujuan yang telah ditentukan. Jadi ilmu
Administrasi adalah system pengetahuan, dengan pengetahuan tersebut manusia
dapat mngerti hubungan-hubungan, meramalkan akibat-akibat dengan mempengaruhi
hasil-hasil pada suatu keadaan di mana orang-orang secara teratur bekerja sama
untuk tujuan bersama. Dalam ilmu Administrasi, baik Administrasi negara,
Administrasi swasta hal baik menjadi asasnya ialah efisiensi. Tujuan pokok lmu
Administrasi adalah terselenggaranya pekerjaan dengan penggunaan tenaga manusia
dan benda yang sedikit-dikitnya.
Siagian
(1977) mengemukakan pula bahwa, ilmu pengetahuan
didefenisikan sebagai suatu obyek ilmiah yang memiliki sekelompok prinsip,
dalil dan rumus melalui percobaan-percobaan yang sistematis dilakukan berulang
kali telah teruji kebenarannya, prinsip-prinsip, dalil-dalil dan rumus-rumus
mana dapat diajarkan dan dipelajari. Administrasi adalah suatu obyek ilmiah,
yang telah memiliki prinsip-prinsip, rumus-rumus, dalil-dalil sehingga ia
merupakan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi harus diingat bahwa ilmu
Administrasi yang tergolong kedalam ilmu-ilmu sosial mempunyai karakterstik
yang berbeda dengan karateristik ilmu-ilmu eksakta. Ilmu-ilmu eksakta
mempunyai karateristik utama, yaitu bahwa keseluruhan prinsip-prinsip,
rumus-rumus dan dalil-dalilnya berlaku universal dan dapat diterapkan melalui
proses adopsi karena prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalil tersebut
tidak mengenal batas waktu dan tempat. Dimanapun, bilamanapun dan oleh siapapun
diterapkan pasti mendatangkan hasil yang sama. Misalnya, jumlah sudut suatu
segi tiga berjumlah 180 derajat.
Sebaliknya, ilmu-ilmu sosial memang juga mempunyai
prinsip-prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalil yang bersifat universal. Akan
tetapi didalam penerapannya harus di sesuaikan dengan kondisi, tempat, waktu,
dan manusia agar memberikan hasil yang diharapkan. Satu-satunya rumus yang
sungguh-sungguh berlaku bagi ilmu-ilmu sosial ialah : Dalam ilmu-ilmu sosial
satu-satunya kepastian adalah ketidakpastian. Memperhitungkan faktor keadaan,
tempat, waktu, dan manusia dan ilmu Administrasi disebut memperhitungkan
faktor-faktor ekologis ( lingkungan ).
Dengan demikian jelas sekali bahwa
Administrasi disamping sebagai seni, juga sebagai ilmu. Hal ini diakui oleh Siagian di mana beliau mengemukakan sebagai berikut : “
Administrasi sekarang ini dikenal sebagai Artistic Science karena didalam penerapannya seninya masih tetap memegang
peranan yang menentukan, sebaliknya seni Administrasi dikenal sebagai suatu Scientific Art, karena seni itu sudah didasarkan atas sekelompok
prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya “.
1. Administrasi sebagai Bidang studi atau Disiplin Akademik
Perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa
disiplin ilmu administrasi telah diajarkan dan sekaligus menjadi bidang studi
dan kajian dalam Fakultas Ilmu Administrasi dengan spesialisasi administrasi
negara dan administrasi niaga.
4. Administrasi sebagai profesi
Hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Profesi memiliki badan pengetahuan dan teori yang
esoterik artinya tidak dimiliki oleh sembarang orang kecuali yang sudah pernah
mendapatkannya
2. Profesi merupakan suatu keahlian yang diperoleh melalui
proses pendidikan formal yang ketat, melalui latihan dan pengalaman dalam
praktek
3. Profesi memiliki kode etik yang ketat yang mengatur
hubungan antar anggota profesional dan anggota profesional dan pelanggan,
konsumen atau klien
4. Profesi mempunyai tanggung jawab dan dedikasi sosial dan
institusional atau organisasional sesuai dengan kode etik
5. Profesi memiliki perhimpunan yang mendapat pengakuan dari
Pemerintah, masyarakat dan lingkungan
6. Untuk memasuki profesi ditetapkan berdasarkan kriteria
dan syarat-syarat tertentu
BAB IV
Hubungan Ilmu Administrasi dengan Ilmu-Ilmu lain
·
Administrasi
dengan ilmu politik
Administrasi negara adalah salah satu
bagian dari proses politik, dimana administrasi dalam pemerintahan
berhubungan dengan kehendak golongan atau partai politik dan dengan
program-program politiknya, dan ikutu serta dalam menentukan metode bagaomana
kebijaksanaan negara dapat terselenggarakan. Demikian juga proses politik suatu
bangsa (Dimock&Koenig, 1960).
·
Administrasi
dengan ilmu ekonomi
Antara ilmu administrasi dengan ilmu
ekonomi juga memperlihatkan hubungan yang sangat erat, saling melengkapi dan
bahkan saling tumpang tindih antara yang satu dengan yang lain. Keduanya
memiliki kesamaan dalam hal efesiensi dan efektifitas. Administrasi bisa
menjadi alat ekonomi untuk mencapai sasaran yang diinginkan, begitu juga
sebaliknya, ekonomi bisa digunakan sebagai alay administrasi hingga tercapainya
tujuan yang direncanakan.
·
Administrasi
dengan Psikologi dan Psikologi Sosial
Pendekatan Psikologi sangat membantu
perkembangan ilmu administrasi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari untuk
mengukur, menerangkan dan kadang-kadang mengubah tingkah laku manusia.
Administrasi sebagai proses kegiatan dan tindakan dalam kerja sama dari
sekelompok orang dalam mencapai tujuan juga dipengaruhi oleh tingkah laku
sosial. Sehingga, apabila organisasi ingin bekerja secara efektif, maka seorang
administrstor harus mengetahui prilaku individu anggota organisasi atau
bawahannya.
·
Administrasi
dengan Sosiologi
Para ahli sosiologi telah memberikan
sumbangan yang besar untuk perkembangan teori administrasi melalui studinya
tentang perilaku kelompok dalam organisasi, khususnya organisasi informal dan
kompleks. Dalam konsep administrasi dikenal adanya dinamika kelompok, teori
organisasi formal, birokrasi, wewenang komunikasi, kekuasaan dan konflik yang
semuanya merupakan input yang berharga dari konsep-konsep sosiologis.
·
Administrasi
dengan Antropologi
Menyadari bahwa bagaimana kita berperilaku
adalah suatu fungsi dalam kebudayaan kita dan hal ini merupakan sumbangan para
ahli antropologi untuk bidang administrasi. Seperti yang kita ketahui
sebelumnya, perbedaan prilaku seseorang , sistem penilaian yang bersifat
individu akan mempengaruhi sikap dalam kerja.
·
Administrasi
dengan Ilmu Hukum
Ilmu Hukum yang mempelajari norma-norma dan
kaidah-kaidah hidup di dalam masyarakat memberi input yang besar dalam
perkembangan studi dan administrasi. Kelangsungan hisup yang teratur dari
administrasi akan tercipta apabila para anggotanya mentaati peraturan-peraturan
organisasi. Perumusan peraturan itu diambil dari konsep-konsep hukum dan
didasarkan pada perundang-undangan yang berlaku.
·
Administrasi
dengan Ilmu-ilmu Eksak
Para ahli matematika dan statistik telah
memperkaya teori administrasi, dengan memberikan alat pembantu untuk
memperbaiki pembuatan keputusan. Keputusan yang diambil oleh para administrator
harus tepat, praktis dan dapat dilaksanakan dan memerlukan data-data eksak,
lengkap dan up-to-date serta tersusun secara sistematis yang dapat diperoleh
melalui statistik.Menurut Dwight Waldo (1971), sesungguhnya hampir semua ilmu
mempunyai kontribusi terhadap ilmu administrasi dan begitu pula sebaliknya.
BAB VI: ORGANISASI
·
PENGERTIAN ORGANISASI
Pengertian organisasi menurut berbagai para
ahli antara lain disebutkan oleh:
1. 1. Organisasi
Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola
hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer
mengejar tujuan bersama.
1. 2. James D.
Mooney (1974)
Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
1. 3. Ralp
Currier Davis (1951)
Organisasi adalah sesuatu kelompok
orang-orang yang sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan.
1. 4. Daniel E.
Griffths (1959)
Organisasi adalah seluruh orang-orang yang
melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dengan yang
dikoordinasikan agar sebuah tugas dapat diselesaikan.
Dengan demikian diantara ketiga macam
pandangan tentang pengertian organisasi, pandangan yang tepat adalah yang
menganggap organisasi sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan, sistem
sosial. Guna memudahkan penangkapan pengertian, dapatlah kiranya disusun suatu
definisi organisasi secara sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek sebagai
berikut :
“ Organisasi adalah suatu sistem yang
saling mempengaruhi antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu “.
Dari definisi sederhana ini dapat ditemukan
adanya berbagai faktor yang dapat menimbulkan organisasi, yaitu orang-orang,
kerjasama, dan tujuan tertentu. Berbagai faktor tersebut tidak dapat saling
lepas berdiri sendiri, melainkan saling kait merupakan suatu kebulatan. Maka
dalam pengertian organisasi digunakan sebutan sistem yang berarti kebulatan
dari berbagai faktor yang terikat oleh berbagai asas tertentu.
Pada dasarnya, organisasi itu ada karena
organisasi mempersatukan sumber-sumber dan potensi individu-individu. Menurut
Schemerhorn (1985), Organization
exist because individuals are limited in their physical and mental
capabilities.
Herbert G. Hicks (1979) mengemukakan
beberapa alasan mengapa seseorang memasuki organisasi:
1. Social Reasons (Alasan-alasan sosial)
2. Material Reasons (Alasan-alasan materiil)
Menurut Sutarto (1983) pandangan tentang
organisasi yang paling tepat adalah yang menganggap organisasi sebagai suatu
sistem kerja sama, sistem hubungan, atau sistem sosial.
Menurut Sondang P. Siagian, hakikat
organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan:
1. Organisasi dapat dipandang sebagai wadah, yaitu tempat
kegiatan-kegiatan administrasi dan manajemen dijalankan dan sifatnya adalah
“relatif statis”
2. Organisasi dapat dipandang sebagai proses, yaitu
interaksi antara orang-orang yang menjadi anggota organisasi dan sifatnya
“dinamis”.
Beberapa karakteristik untuk disebut
sebagai organisasi:
1. Kolektivitas sekelompok orang yang bekerja sama, atas
dasar
2. Proses interaksi hubungan kerja, berdasarkan
3. Pembagian kerja, yang ditentukan oleh
4. Otoritas yang tersusun secara hirarkis dalam
5. Strukturisasi fungsi dan peranan, untuk mencapai
6. Tujuan.
Herbert G. Hick (1972) menyebut dua jenis
elemen untuk semua organisasi, yaitu core elements
(elemen inti) dan working
elements (elemen kerja). Elemen inti adalah
orang-orang atau anggota organisasi yang berinteraksi membentuk organisasi.
Sedangkan elemen kerja adalah yang membuat organisasi efektif atau tidak
efektif yang terdiri dari:
1. Sumber daya manusia (human resources) yaitu
a. Kemampuan mengerjakan
b. Kemampuan mempengaruhi.
1. Sumber daya non manusia (non human resources), yaitu meliputi benda-benda ekonomi
2. Kemampuan menggunakan sumber daya konseptual (conceptual resources) dari kelompok tertentu dari anggota kelompoknya seperti
manajer-manajer dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen atau tugas-tugas
manajerial.
Myers & Myers (1985) menyebut elemen
dasar organisasi yang terdiri dari:
1. Size atau ukuran
2. Kebergantunga
3. Keterbatasan dalam ruang dan waktu
4. Input
5. Aktivitas yang dikoordinasi
6. Output
Joseph P. Harris & John J. Corson
(1963) mengemukakan unsur-unsur (elements)
dari setiap organisasi, baik di dalam organisasi pemerintahan maupun
organisasi-organisasi perusahaan. Elemen-elemen tersebut adalah:
1. Objectives (tujuan-tujuan)
2. Specialization (spesialisasi)
3. Hierarchy (tingkatan atau jenjang)
4. Coordination (koordinasi)
5. Authority (otoritas atau wewenang)
3 jenis tujuan organisasi, yaitu:
1. Pelayanan (service)
2. Keuntungan (profit)
3. Tujuan sosial
Beberapa prinsip organisasi antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Tujuan yang jelas
2. Spesialisasi
3. Koordinasi
4. Wewenang
5. Tanggung jawab
6. Keseimbangan
7. Delegasi
8. Kesatuan komando
9. Jenjang hirarki
10. Rentang control
Bentuk-bentuk organisasi:
1. Organisasi lini atau garis : Otoritas mengalir dari
puncak organisasi dilimpahkan kepada unit-unit organisasi di bawahnya dalam
semua sector pekerjaan.
2. Organisasi Lini dan Staf: Di samping otoritas berasal
dari pimpinan puncak dan dilimpahkan kepada unit di bawah secara hirarkis dalam
semua unit kerja, juga ada satuan unit organisasi yang membantu pimpinan dalam
bidang tertentu tanpa ia ikut serta dalam otoritas lini.
3. Organisasi Fungsional: Organisasi dimana otoritas
pimpinan puncak didelegasikan kepada unit-unit organisasi hingga ke paling
bawah dalam bidang pekerjaan tertentu dan masing-masing pimpinan unit mempunyai
otoritas secara fungsional untuk memerintah semua pelaksana dari semua unit
sepanjang berhubungan dengan pekerjaannya.
4. Organisasi Lini-Fungsional: Memperlihatkan ciri
organisasi lini dan organisasi fungsional.
5. Organisasi Lini-Staf-Fungsional: Memperlihatkan ciri-ciri
organisasi lini dan sifat serta organisasi fungsional.
Pentingnya perumusan tujuan bagi organisasi
telah lama disadari orang. pentingnya perumusan tujuan tersebut terutama karena
:
1. Tujuan untuk bertindak sebagai titik rujukan bagi usaha
yang dilaksanakan organisasi.
2. Tujuan diperlukan untuk mengkoordinasikan usaha.
3. Organisasi yang berharap dapat berkembang dan bersaing
dengan efektif harus segera terus menerus memperbaharui tujuannya.
4. Tujuan organisasi merupakan tempat seluruh tindakan
organisasi diarahkan.
5. Tujuan merupakan prasyarat penetapan kebijaksanaan,
strategi, prosedur, metode dan peraturan.
Karena tujuan itu amat penting dirumuskan,
maka kita perlu memahami benar sifat-sifat utama tujuan organisasi itu.
Sifat tujuan organisasi yang utama diantaranya adalah :
1. Tujuan organisasi berstruktur dalam suatu hierarki.
2. Tujuan itu memperkuat tujuan perseorangan dan sebaliknya.
3. Tujuan itu hendaknya berpadu dengan tujuan perseorangan.
d. Tujuan yang
lebih tinggi berisi tujuan-tujuan yang lebih bawah dan dapat dicapai dengan
efektif hanya melalui kerjasama.
BAB VII: MANAJEMEN
PENGERTIAN
MANAJEMEN
Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu
dari adal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan.
kata-kta itu digabung menjadi kata kerja managere yang berarti menangani,
managere diterjemahkan kedalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage
untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen akhinya management diterjemahkan
kedalam bahasa Indonesia menjadi manajemen/ pengelolaan
·
DEFENISI MANAJEMAN MENURUT PARA AHLI
1. Koontz and Donnel (1972) ” management is getting thing
done through the efforts of other people” (manajemen adalah terlaksananya
pekerjaan melalui orang-orang lain )
2. Millet (1954) ” management is the process of directing
and fasilitating the work of people organized informal group to achieve a
desire goal” (manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan dari
orang-orang yang terorgasisir secara formal sebagai kelompok untuk memperoleh
tujuan yang diinginkan
3. Davis (1951) “management is the fuction of the executive
leadership any where” ( manajemen adalah fungsi dari setiap kepemimpinan
eksecutif dimanapun)
4. Kimball and Kimball (1951)”management embraces all dities
and function that pertain to the provicion of necessary is to operate and the
selection of the principal office “( manajemen terdiri dari semua tugas dan
fungsi yang meliputi penyusunan sebuah perusahaan, pembiayaan, penetapan
garis-garis besar kebijaksanaa,penyediaan semua peralatan yang diperlukan dan
penyusunan kerangka organisasi serta pemilihan para pejabat terasnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen
mutlak diperlukan dalam setiap bidang kegiatan usaha yang melibatkan 2 orang
atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu dengan melalui kerja sama serta
dengan memanfaatkan sumber-sumber lain.
·
UNSUR-UNSUR MANAJEMEN
Unsur manajemen adalah sesuatu yang menjadi
bagian mutlak sebagai pembentuk manajemen banyak yang mengemukakan bahwa unsur
manajemen seperti yang dikemukakan oleh G.R Terry dengan istilah the six M’S in
management (6M didalam manajemen), yaitu man, money, materials, market, and
methods.
Sesuai dengan pengertian manajemen y aitu
suatu kegiatan usaha kearah pencapaian tujuan tertentu dengan melalui kerja
sama orang lain serta denga pemanfaatan sumber-sumber lain yang tersedia maka
unsur-unsur manajemen meliputi :
1. Manusia (manusia pemimpin,manusia pelaksana,dan atau
manusia objek pelaksana
2. Tujuan yang hendak divapai sebagai pemegangan titik
pengarahan
3. Wadah yakni badan /organisasasi sebagaai tempat
orang-orang melakukan kerja sama
4. Alat atau sarana mencapai tujuan
5. Kegiatan /aktivitas seperti perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dsb
·
HUBUNGAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
Hubungan administrasi dan manajemen adalah
1. Dalam penerapan adminstrasi dan manajemen tidak dapat
dipisahkan hanya kegiatannya yang dapat dibedakan
2. Adminmistrasi bersifat konsep menentukan tujuan dan
kebijaksanaan umum secara menyeluruh sedangkan manajemen sebagai subkonsep yang
bertugas melaksanakan semua kegiatan untuk mencapai tujuan dan kebijaksanaan
yang sudah tertentu pada tingkat administrasi
3. Administrasi lebih luas dari pada manajemen karena
manajemen sebagai salah satu unsurt dan merupakan inti dari administrasi
sebagai pelaksana yang bersifar operasional melainkan mengatur tindakan
-tindakan pelaksanaan oleh sekelompok orang yang disebut “bawahan” jadi dengan
manajemen administrasi akan mencapai tujuannya
·
INTI MANAJEMEN
Inti manajemen menurut para ahli adalah sbb
1. Dimork dan Koening (1960) “leadership is the key to
management (kepemimpinan adalah inti dari manajemen)
2. Siagian (1981) mengemukakan ” kepemimpinan merupakan
motor penggerak dari semua sumber-sember dan alat-alat (resoures)yang
mendisahkan sebuah buah -buahan yang dikulitnya diumpamakan dengan admnistrasi,
dagingnya diumpamakan dengan manajemen dan bijinya adalah kepemimpinan
maksudnya sama halnya dengan manajemen maka yang pertama tama disoroti adalah
kulitnya bagian luar “administrasi ” kemudian intinya yaitu manajemen selanjutnya
bertemu denga inti dari manajemen disebut denga kepemimpinan (leadership) maka
baik tidaknya buah itu nantisangat bergantung pada kwalitas bijinya kaitannya
dengan manajemen baik tidaknya manajemen bergantung pada baik tidaknya
kepemimpinan.
·
EFISIENSI SEBAGAI FAKTOR KUNCI KEGIATAN MANAJEMEN
Miftah thoha dalam aneka sari ilmu
administrasi (1980 : P A28) bahwa dimanapun administrasi itu dijalankan maka
erja haruslah merupakan dasar pertimbangan untuk melakukan segala kegiatan
dalam rangka menapai tujuan organisasinya
Luther Gullick (1957 : P 191 -192) berpendapat bahwa dalam pengetahuan administrasi masalah yang menjadi intinya adalah efisien tujuan pokok dari ilmu administrasi didalam pelaksanaan pekerjaan yang ada dengan pembiayaan minimal untuk tenaga kerja dan barang-baragn
kesimpulan dari kedua pendapat tesebut bahwa tidak ada artinya suatu pembangunana negara kalau administrasinya hanya merupakan sumber / akibat utang bertumpuk sehingga administras dalan hai ini mempunyai tujuan atau motif tak lain dan tak bukan hanyalah tercapainya tujuan secara efisien the liang ge berpendapat bahwa efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara sesuatu usaha dengan hasilnya perbandingan ini dapat dilihat dari 2 segi yaitu segi hasil dan segi usaha
Luther Gullick (1957 : P 191 -192) berpendapat bahwa dalam pengetahuan administrasi masalah yang menjadi intinya adalah efisien tujuan pokok dari ilmu administrasi didalam pelaksanaan pekerjaan yang ada dengan pembiayaan minimal untuk tenaga kerja dan barang-baragn
kesimpulan dari kedua pendapat tesebut bahwa tidak ada artinya suatu pembangunana negara kalau administrasinya hanya merupakan sumber / akibat utang bertumpuk sehingga administras dalan hai ini mempunyai tujuan atau motif tak lain dan tak bukan hanyalah tercapainya tujuan secara efisien the liang ge berpendapat bahwa efisiensi sebagai perbandingan terbaik antara sesuatu usaha dengan hasilnya perbandingan ini dapat dilihat dari 2 segi yaitu segi hasil dan segi usaha
ü dilihat dari segi hasil suatu usaha
dapat dikataka efisien kaau usaha itu memberikan hasil yang terbaik
ü dilihat dari segi usaha suatu usaha
dapat dikatakan efesien kaau sesuatu hasil yang dikehendaki dapat tercapai
dengan usaha yang teringan. teringan dalam hubungannya dengan pemakaian waktu
benda atau ruang yang digunakan untuk melakukan usaha
PROSES
MANAJEMEN
Proses manajemen adalah suatu kegiatan yang
terus menerus tetapi sistematis tidak sembarangan atau asal saja melainka
secara teratur dalam keraturan yang terus menerus itu manajemen tidak tanpa
tujuan melainkan ada tujuan yang adakan dicapai tetapi meskipun tujuan telah
tercapai tidak berarti kegaitan berhenti karena dalam dinamika manajemen suatu
tujuan yang telah dicapai disusul atau dilanjutkan dengan tujuan berikutnya
manajemen sebagai suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang fundamarntal fungsi fundamental ini oleh beberpa ahli brlainan pendapat tetapi pada hakikatnya yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan berhubungan dengan pencapaian tujuan melalui kerja sama orang lain titik beratnya ada usaha pemanfaatan orang-orang yang berarti ia yang melakukan perfomencenya akan tetapi melalui sumber-sumber yang tersedi untuk itu sebagai sarana dan prasaran usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tersebut yang dimaksud sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang dapai dimanfaatkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan – pekrjaan usaha kerja sama yang bersangkutan
manajemen sebagai suatu proses, banyak tugas atau fungsi yang fundamarntal fungsi fundamental ini oleh beberpa ahli brlainan pendapat tetapi pada hakikatnya yang jadi klasifikasi pokok yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan berhubungan dengan pencapaian tujuan melalui kerja sama orang lain titik beratnya ada usaha pemanfaatan orang-orang yang berarti ia yang melakukan perfomencenya akan tetapi melalui sumber-sumber yang tersedi untuk itu sebagai sarana dan prasaran usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tersebut yang dimaksud sumber-sumber yang tersedia ialah segenap potensi yang dapai dimanfaatkan dalam rangka penyelesaian pekerjaan – pekrjaan usaha kerja sama yang bersangkutan
Administrasi dan manajemen merupakan hal yang
universal dalam setiap dinamika kerja sama manusia organisasional, baik dalam
dunia kegiatan yang bersifat public maupun privat atau dunia bisnis modern.
Pengertian manajemen mengandung berbagai
aspek dan karakteristik.
1. Manajemen sebagai proses
2. Manajemen sebagai suatu fungsi
3. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang
4. Manajemen sebagai suatu sistem
5. Manajemen sebagai ilmu
6. Manajemen sebagai seni
7. Manajemen sebagai suatu profesi.
Pelaku manajemen disebut dengan manajer.
Apa yang dikerjakan manajer dapat dikemukakan sebagai berikut (James A.F.
Stoner, 1982)
1. Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain
2. Manajer bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan atas
suksesnya organisasi mencapai tujuan
3. Manajer menyeimbangkan persaingan sasaran dan perangkat
prioritas.
4. Manajer harus berpikir analitikal dan konseptual
5. Manajer adalah mediator atau perantara
6. Manajer adalah politisi
7. Manajer adalah diplomat
James A.F. Stoner (1982) mengklasifikasi
tingkat-tingkat manajemen atau yang disebut juga “tipe-tipe manajer”
berdasarkan:
1. By their level in organization
2. By their range of organizational activities for which
they are responsible.
Berdasarkan luasnya aktivitas-aktivitas
organisasional sesuai dengan pertanggungjawabannya, maka klasifikasi manajer
terdiri atas:
1. Manajer fungsional: bertanggung jawab untuk hanya satu
aktivitas organisasional.
2. Manajer umum: mengawasi satu unit yang kompleks.
Berdasarkan tingkatan dalam organisasi,
maka tingkat manajemen dapat dibedakan atas:
1. Top management
2. Middle management
3. Lower management
Adakalanya tingkat manajemen diklasifikasi
atas:
1. Manajemen puncak
2. Manajemen puncak-menengah
3. Manajemen menengah
4. Manajemen menengah operasional
5. Manajemen operasional
Dalam melakukan tugas-tugas atau
fungsi-fungsi manajerial, maka administrator atau manajer dituntut untuk
memiliki keterampilan yang disebut keterampilan manajerial.
Robert L. Katz, sebagaimana dikutip oleh
James A.F. Stoner (1986), menentukan tiga jenis dasar keterampilan. Yaitu:
1. Keterampilan teknik: kemampuan yang berhubungan erat
dengan penggunaan alat-alat, prosedur-prosedur, metode-metode dan teknik-teknik
dalam suatu aktivitas manajemen dengan benar dan tepat.
2. Keterampilan manusiawi: kemampuan untuk menciptakan dan
membina hubungan baik.
3. Keterampilan konseptual: kemampuan mental untuk
mengkoordinasi dan memadukan semua kepentingan dan kegiatan organisasi.
Kuantitas dan kualitas pentingnya tiap
keterampilan bergantung pada tingkatannya dalam organisasi.
Pengembangan kemampuan manajerial di
Indonesia tergolong lambat. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kendala.
Seperti kendala psikologis, historis, sistem pendidikan dan administratif.
Sumber daya manajemen terdiri atas:
1. Manusia
2. Sumber daya materiil
3. Metode-metode
Untuk prinsip-prinsip manajemen, Fayol
mengemukakan empat belas prinsip. Yaitu:
1. Decision of work
2. Authority and responsibility
3. Discipline
4. Unity of command
5. Unity of direction
6. Subordination of individual to general interest
7. Ramuneration
8. Centralization
9. Scalar chain atau hierarchy
10. Order
11. Equity
12. Stability of tenure
13. Initiative
14. Esprit de cops
BAB VIII: FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
Louis A. Allen : Leading, Planning,
Organizing, Controlling.
Prajudi Atmosudirdjo : Planning,
Organizing, Directing, atau Actuating and Controlling.
John Robert B., Ph.D : Planning,
Organizing, Command -ing, and Controlling.
Henry Fayol : Planning, Organizing,
Commanding, Coordinating, Controlling.
Luther Gullich : Planning, Organizing,
Staffing, Directing, Coordinating, Repor-ting, Budgeting.
Koontz dan O’Donnel : Organizing, Staffing,
Directing, Planning, Controlling.
William H. Newman : Planning, Organizing,
Assem-bling, Resources, Directing, Controlling.
Dr. S.P. Siagian., M.P.A : Planning,
Organizing, motivating and Controlling.
William Spriegel : Planning, organizing,
Controlling
Lyndak F. Urwick : Forecasting, Planning
Orga-nizing, Commanding, Coordina-ting, Controlling.
Dr. Winardi, S.E : Planning, Organizing,
Coordi-nating, Actuating, Leading, Co-mmunication,
Controlling
The Liang Gie : Planning, Decision making,
Directing, Coordinating, Control-ling, Improving.
James A.F.Stoner : Planning, Organizing,
Leading, and Controlling.
George R. Terry : Planning, Organizing,
Staffing, Motivating, and Controlling.
Dari beberapa pendapat para penulis di atas
dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah
sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang
sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan
bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan
untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
merupakan penetapan jawaban kepada enam
pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus
dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan
?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan
itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan
tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan
yang perlu untuk mencapai
sasaran tadi.
Organizing
Organizing
(organisasi) adalah dua orang atau lebih
yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur
untuk mencapai sasaran spesifik atau
sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan
yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi agar ada saling
pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memeberi semangat, inspirasi, dan
dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya,
serta memperbaiki pengetahuan
dan sikap-sikap bawahan agar mereka
terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi
bimbingan, saran, perintah-perintah atau
instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing,
agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan
merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian
inspirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela
sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian
merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi
kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan
pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama
yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga
disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen
yang berupa mengadakan penilaian, bila
perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar
dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan
semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa
penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada
pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi
manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi
sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi
daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan,
memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu
rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Pengorganisasian adalah pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan
hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan
yang sepatutnya (George R. Terry, 1977)
Fungsi pengorganisasian dalam manajemen
penting sebab:
a) Mewujudkan
struktur organisasi
b) Uraian
tugas dari setiap bidang atau bagian dalam organisasi menjadi jelas
c) Wewenang
dan tanggung jawab menjadi jelas
d) Memperlihatkan
antartugas atau pekerjaan dari setiap unit organisasi
e) Sumber daya
manusia dan materiil yang dibutuhkan dapat diketahui.
Untuk memperoleh hasil pengorganisasian
yang baik, perlu diperhatikan langkah-langkah berikut:
1. Mengetahui tujuan
2. Membagi habis pekerjaan dalam unit organisasi
3. Menggolongkan kegiatan ke dalam unit yang operasional
atau praktis
4. Menentukan wewenang dan tanggung jawab
5. Menentukan atau menyediakan sarana dan prasarana yang
diperlukan
6. Memilih menempatkan dan menugaskan personil sesuai dengan
keterampilan manajerial yang dimiliki
7. Mendelegasikan wewenang.
Dalam organisasi terdapat tiga jenis
wewenang, yaitu:
1. Wewenang lini (line authority): dinyatakan oleh jalur
perintah dari manajemen puncak ke manajemen bawah.
2. Wewenang staf (staff authority): berfungsi untuk menyediakan
atau memberikan pelayanan, saran, dan nasihat pada lini. Wewenang staf dapat
dibagi atas dua bagian besar. Yaitu:
a)
Staf spesialis yang terdiri dari staf penasihat, pelayanan, pengawasan, dan
fungsional
b)
Staf pribadi yang terdiri dari staf pembantu dan staf umum
1. Wewenang fungsional (functional authority): hak untuk
mengendalikan kegiatan departemen atau unit lain dalam hubungannya dengan
tanggung jawab staf yang khusus.
Bentuk struktur organisasi dapat
diklasifikasi atas bentuk:
1. Struktur organisasi lini
2. Struktur organisasi staf
3. Struktur organisasi fungsional
4. Struktur organisasi lini-staf
5. Struktur organisasi lini-fungsional
6. Struktur organisasi lini-staf-fungsional
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang
juga mempunyai hubungan yang erat dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Terutama dengan fungsi perencanaan.
Pengawasan ditujukan agar kegiatan-kegiatan
untuk merealisasikan tujuan serta efektivitas pendayagunaan sumber-sumber tidak
menyimpang dari rencana.
Proses pengawasan pada garis besarnya
mengandung langkah-langkah kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan objek-objek yang akan diawasi
2. Menetapkan standar sebagai alat ukur pengawasan atau yang
menggambarkan pekerjaan yang dikehendaki
3. Menentukan prosedur, waktu dan teknik yang dipergunakan
4. Mengukur hasil kerja yang dilaksanakan
5. Membandingkan antara hasil kerja dengan standar untuk
mengetahui apakah ada perbedaan
6. Melakukan tindakan-tindakan perbaikan terhadap suatu
penyimpangan-penyimpangan yang berarti.
Kegiatan pengawasan hanya mempunyai arti
yang kecil kecuali jika diambil tindakan koreksi.
Ada dua tipe tindakan korektif. Yaitu:
1. Tindakan korektif segera (Immediate corrective action):
tindakan koreksi terhadap berbagai hal yang masih merupakan gejala-gejala.
2. Tindakan korektif mendasar (basic corrective action):
tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi atau
kasus-kasus.
Prinsip-prinsip pengawasan:
1. Pengawasan harus berlangsung terus menerus bersamaan
dengan pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan
2. Pengawasan harus menemukan, menilai dan menganalisis data
tentang pelaksanaan pekerjaan secara objektif
3. Pengawasan bukan semata-mata untuk mencari kesalahan
tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan
4. Pengawasan harus memberi bimbingan dan mengarahkan untuk
mempermudah pelaksanaan pekerjaan dalam pencapaian tujuan
5. Pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi
harus menciptakan efisiensi (hasil guna)
6. Pengawasan harus fleksibel
7. Pengawasan harus berorientasi pada rencana dan tujuan
yang telah ditetapkan
8. Pengawasan dilakukan terutama pada tempat-tempat
strategis atau kegiatan-kegiatan yang sangat menentukan atau control by
exception
9. Pengawasan harus membawa dan mempermudah melakukan
tindakan perbaikan (corrective action)
Tujuan fungsi kontrol antara lain adalah:
1. Mencegah terjadinya penyimpangan pencapaian tujuan yang
telah direncanakan
2. Agar proses kerja sesuai dengan prosedur yang telah
digariskan atau ditetapkan
3. Mencegah dan menghilangkan hambatan dan kesulitan yang
akan, sedang atau mungkin terjadi dalam pelaksanaan kegiatan
4. Mencegah penyimpangan penggunaan sumber daya
5. Mencegah penyalahgunaan otoritas dan kedudukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar