Selasa, 27 Januari 2015

cara belajar efektif


10 Cara Belajar Efektif Saat Mau Ujian
Post sikin yolan 371 days ago 46769Description: http://uniqpost.com/wp-content/themes/uniqpost-2.1/images/views.png 56Description: http://uniqpost.com/wp-content/themes/uniqpost-2.1/images/comment.png
Banyak sekali metode yang membahas tentang belajar dengan cara efektif. Namun terkadang, kita tidak bisa menentukan mana yang mesti diprioritaskan atau didahulukan dalam metode-metode tersebut.
Kali ini uniqpost akan membahas metode belajar yang efektif. Dan cara belajar efektif ini bisa juga anda praktekan saat akan menghadapi proses ujian. Berikut ini 10 cara belajar efektif ;
1. Pilih Waktu Belajar yang Tepat
Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis
4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
5. Membaca Adalah Kunci Belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
7. Hapalkan Kata-Kata Kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
9. Latih Sendiri Kemampuan Kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.
Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham.
11. Kunci semua metode belajar
Kuncinya terletak pada kesungguhan kita dalam berdo'a, karena saya masih ingat betul ada yang bilang kecerdasan seseorang 73% dari kesungguhan do'anya, sedangkan 27% dari belajar. Intinya do'a sangatlah penting, sebagai bentuk pasrah kita Kepada Allah. Namun belajar juga sangatlah penting, ingat! Tidak bisa mencapai 100% tanpa ada yang 27% tersebut.
Belajar untuk belajar
Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui
  • diri sendiri
  • kemampuan belajar anda
  • proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
  • minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.
Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
Mulai dengan masa lalu
Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda
  • senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
  • mengetahui cara menringkas?
  • tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
  • meninjau kembali?
  • punya akses ke informasi dari banyak sumber?
  • menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
  • memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?
Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?
Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?
Teruskanke masa sekarang
Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya?
Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?
Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?
Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?
Pertimbangkan
proses,
persoalan utama
Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti?
Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?
Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?
Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?
Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?
Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan?
Buat
review
Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?
Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?
Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?
Belajar efektif
  • Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
    Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.
  • Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
    Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.
  • Kerjakan dulu mana yang penting.
    Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
  • Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi).
    "Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
  • Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
    Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
  • Cari solusi yang lebih baik.
    Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
  • Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
    Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang
Mendengar Aktif
Aktif, mendengar efektif, merupakan kebiasaan,
sebagaimana dasar komunikasi aktif.
Tujuan mendengar aktif terpusat pada siapa yang Anda dengarkan, meskipun di dalam kelompok atau perorangan, dengan tujuan untuk mengerti apa yang ia katakan. Sebagai pendengar, Anda kemudian harus mungkin mengulang kembali dengan kata-kata Anda sendiri apa yang mereka katakan tentang kepuasan mereka. Ini tidak berarti Anda setuju, tetapi cenderung pada, mengerti apa yang mereka katakan.
Apa yang mempengaruhi ketika mendengar?
Apa yang Anda pikirkan tentang suatu pokok pikiran?
Apakah ini baru atau Anda mempunyai banyak pengalaman tentang itu?
Apakah sulit dimengerti atau sederhana?
Apakah penting untuk Anda atau hanya suatu lelucon?
Apakah pembicara berpengalaman atau gelisah?
Apa isyarat yang digunakan pembicara?
Apa kerangka pikirannya?
Bagaimana minat, ancaman, kecerdasan, dan seterusnya, dan seterusnya.?
Description: http://www.studygs.net/indon/listeningind.gif
Apakah pesan diilustrasikan
secara visual atau dengan contoh
?
Apakah teknologi d?unakan secara efektif (berdaya guna)?
Apakah konsep-konsep dikenalkan secara bertahap, atau dengan contoh?
Apakah ruang cukup mendukung untuk mendengar?
atau untuk berinteraksi atau bertukar pikiran dengan pembicara?
Apakah ada gangguan yang dapat dihindarkan?
Gambaran berikut adalah faktor-faktor eksternal.
Sekarang : bagaimana tentang Anda, sebagai pusat, pendengar? Siapkan diri dengan sikap yang positif.
  • Konsentrasikan perhatian Anda pada subyek.
    Berhenti dengan kegiatan yang tidak ada hubungannya sebelum berorientasi dengan diri Anda pada pembicara atau topik (pokok persoalan).
  • Pertimbangkan secara mental apa yang Anda sudah ketahui tentang subyek..
    Aturlah berdasarkan materi terdahulu dalam kaitan dengan pengembangan selanjutnya.
    (pelajaran-pelajaran sebelumnya, program televisi, artikel surat kabar, web sites, pengalaman hidup yang nyata sebelumnya, dan seterusnya)
  • Menghindarkan Gangguan
    Tempatkan diri Anda secara tepat dekat dengan pembicara.
    Menghindarkan gangguan dari ( sebuah jendela, tetangga yang cerewet, ribut, dan seterusnya).
  • Mengakui keadaan suatu emosi
    Menangguhkan emosi sampai nanti, atau berpartisipasi secara pasif kecuali kalau Anda dapat mengendalikan emosi.
  • Kesampingkan prasangka Anda, pendapat Anda.
    Anda sekarang belajar apa yang dikatakan pembicara , tidak cara lain di sekitar.
Mendengar secara aktif
  • Menjadi arah lain; berkonsentrasi pada komunikasi dengan orang
    Ikuti dan pahami pembicara sebagaimana kalau Anda berjalan dengan sepatu mereka.
  • Dengar dengan telinga Anda tetapi juga dengan mata dan pengertian lain.
  • Hati-hati: menjawab secara lisan bagian-bagian di dalam pembicaraan.
    Biarkan argumentasi atau presentasi berlangsung sesuai dengan pelajaran.
    Jangan Anda menyatakan setuju atau tidak, tetapi mendorong melatih pikiran.
  • Melibatkan:
    Secara aktif menanggapi mengarahkan pertanyaan
    Gunakan posisi tubuh Anda ( misalnya, bersandar ke depan) dan perhatian pada dorongan dan tanda yang menarik dari pembicara.
Kegiatan Berikutnya
Satu lawan satu
Di dalam kelompok/penonton

Berikan si pembicara waktu
dan ruang istirahat sesudah berbicara
Nyatakan pemahaman sebagai bagian membangun kepercayaan dan dorongan di dalam dialog
Periksa kalau Anda sudah mengerti
  • Nyatakan kembali
    kata kunci untuk memastikan pengertian Anda & buatlah dialog
  • Ringkasan
    kata kunci untuk memastikan pengertian Anda & buatlah dialog
  • Bertanya (tanpa ancaman)
    pertanyaan-pertanyaan membangun pengertian
Dialog lanjutan:
  • Refleksikan melalui pengalaman Anda
    demonstrasikan minat Anda (umpan balik)
  • Menerjemahkan
    sesudah Anda merasa memahami isi
  • Terapkan apa yang Anda pelajari ke dalam situasi baru

Berikan si pembicara ruang untuk menyusun
kembali tanya jawab sesudah berbicara
Selama tanya & jawab
Kalau mengajukan sebuah pertanyaan
  • Nyatakan pemahaman secepatnya
  • Ringkasan singkat suatu pokok pikiran awal
  • Tanyakan pertanyaan yang relevan
Kalau membuat pokok pikiran
  • Nyatakan pemahaman secara cepat
  • Nyatakan kembali secara singkat ide yang relevan sebagai
    bahan presentasi
  • Nyatakan ide Anda, interpretasi, dan refleksi
  • Mengundang reaksi
Kembangkan lebih lanjut
  • Dapatkan informasi untuk acuan berikutnya
  • Mengundang teman-teman/rekan kerja/dan seterusnya.
    untuk diskusi sesudahnya
  • Tuliskan ringkasan dengan pertanyaan untuk pengulangan nanti

A.S.P.I.R.E.

Sistem Belajar

Ada salah satu tip dalam mengembangkan sistem belajar yang efektif dan efisien. Sistem belajar ini dikenal dengan "ASPIRE" (English), yang terdiri dari
Suasana Hati:
Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Ini bisa dilakukan dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai dengan pribadimu.
Pemahaman:
Tandai informasi bahan pelajaran yang TIDAK kamu mengerti dalam satu unit.   Fokuskan pada unit tersebut atau melakukan beberapa kelompok latihan untuk unit itu.
Ulang:
Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit tersebut dengan kata-kata yang kamu buat SENDIRI.
Telaah:
Kembalilah pada unit yang tidak kamu mengerti dan PELAJARI KEMBALI keterangan yang ada.  Lihatlah informasi yang terkait pada artikel, buku teks atau sumber lainnya, atau diskusikan dengan teman atau guru/dosen.
Kembangkan:
Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi yang telah kamu pelajari:
  • Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan atau kritik apa yang hendak saya ajukan?
  • Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal yang saya sukai?
  • Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan mudah dipahami oleh siswa/mahasiswa lainnya?
Pelajari Kembali:
Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari.  Ingatlah strategi yang telah membantu kamu mengerti dan/atau mengingat informasi.  Jadi, terapkan strategi tersebut untuk cara belajarmu berikutnya
Tips Belajar Efektif
Ada baiknya Anda membuat persiapan yang baik buat satu semester ke depan. Tak ubahnya para peserta diri yang dituntut mempersiapkan segala keperluan, seperti buku pelajaran, buku tulis atau baju seragam. Selain itu, ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, Pertama, tentukan target Anda di semester ini apa. Kemudian buat jadwal harian yang isinya langkah-langkah menuju target tersebut. Supaya target belajar goal-nya lebih cepat, berikut ada beberapa tips bagaimana cara belajar yang efektif, yang telah teruji oleh beberapa negera maju. Tips ini bias Anda jalankan sendiri, atau ditularkan kepada peserta didik Anda.
1. Seorang teman dari Amerika memberi saran belajar yang dia dapat dari ayahnya. Hari pertama sekolah, ulang kembali pelajaran yang telah didapat. Setelah itu baca singkat dua halaman materi berikutnya buat cari kerangkanya saja. Begitu pelajaran tersebut diterangkan guru esoknya, Anda sudah punya gambaran atau dasarnya, tinggal menambahkan saja apa yang belum Anda tahu. Jadi begitu pulang sekolah, tinggal mengulang saja untuk mencari kesimpulan atau ringkasan.
2. Usahakan selalu konsentrasi penuh waktu mendengarkan pelajaran yang disampaikan guru atau totor. Materi yang Anda dengar bakal mudah dipanggil lagi begitu Anda menghapal ulang pelajaran tersebut.
3. Beberapa teman juga merekomendasikan untuk mengetik ulang catatan pelajaran ke dalam komputer. Logikanya, dengan mengetik ulang catatan berarti sama saja dengan membaca ulang pelajaran yang baru saja didapat dari sekolah. Materi yang diulang tadi bisa tersimpan di memori otak buat jangka waktu yang lama. Lebih bagus lagi kalo membacanya kembali atau mempelajari catatan tersebut setelah diketik.
4. Cara lain adalah dengan membaca ulang catatan pelajaran kemudian buat kesimpulan dengan kalimat sendiri. Supaya dapat terpatri lama di memori, tulis kesimpulan tadi di secarik kertas kecil seukuran kartu nama. Kartu-kartu tersebut efektif untuk mengulang dan membaca singkat kala senggang.
5. Teman lainnya menyarankan untuk selalu menggunakan buku catatan yang berbeda pada setiap mata pelajaran. Cara ini dinilai lebih teratur sehingga pada waktu ingin mengulang suatu pelajaran kita tidak perlu lagi harus membuka semua buku.
6. Mengulang pelajaran tidak selamanya harus dengan membaca atau menulis. Mengajari teman lain tentang materi yang baru diulang bisa membuatmu selalu ingat akan materi tersebut. Bagusnya lagi, Anda menjadi lebih paham akan materi tersebut.
7. Belajar mendadak menjelang tes memang tidak efektif. Paling tidak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Caranya: selalu buat ringkasan atau kesimpulan pada setiap pelajaran, kalau perlu pakai tabel atau gambar ilustrasi supaya mudah diingat.
8. Ada beberapa teman di Australia yang menyukai waktu belajar pada siang hari. Maklum, badan masih segar setelah tidur cukup di malam hari, jadi semangat masih tinggi. Kondisi yang bagus tersebut tidak mereka sia-siakan begitu saja. Pagi mereka konsentrasi penuh pada pelajaran di kelas dan siangnya konsentrasi untuk mengulang kembali. Malam hari hanya mereka gunakan untuk mengerjakan aktivitas ringan atau pekerjaan rumah. Jadi tidak pernah ada kata begadang.
9. Kalau badan capek, bakal susah buat konsentrasinya. Beberapa teman menyarankan untuk libur dulu dari acara olah raga atau kegiatan fisik lainnya sehari menjelang ulangan umum.
10. Belajar sambil mendengarkan musik memang asyik. Pilih music yang tenang tapi menggugah. Musik klasik macam Beethoven ato Mozart bisa dicoba. Musik tipe ini cocok banget buat menemani kamu selama mengerjakan tugas yang jawabannya sudah pasti, seperti matematika, ilmu alam atau bahasa asing. Dijamin stamina belajar Anda akan selalu berisi dan penuh semangat.
Memang bingung ya kalau semua orang saling memberi tahu apa yang harus dikerjakan. Paling penting adalah utamakan prioritas Anda. Karena biasanya kita menilai diri sendiri dari apa yang dirasakan, sedang orang lain hanya melihat dari apa yang telah kita hasilkan. Sementara apa yang bisa kita hasilkan hanya kita sendiri yang tahu. Jadi, buat target yang kamu percaya mampu meraihnya bukan apa yang dipikirkan orang lain. Begitu juga dengan cara belajar efektif, pilih cara baik mana yang paling pas dengan kondisi Anda. Selamat mencoba!
CARA BELAJAR YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
Written by Ismail. Posted in Berita
 1. Pilih Waktu Belajar yang Tepat Waktu belajar yang paling pas adalah pada saat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar yang sama. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.
 2. Bangun Suasana Belajar Yang Nyaman Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.
3. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis
4. Mencatat Pokok-Pokok Pelajaran Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.
5. Membaca Adalah Kunci Belajar Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.
6. Belajar Itu Memahami Bukan Sekedar Menghapal Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.
7. Hapalkan Kata-Kata Kunci Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.
8. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.
9. Latih Sendiri Kemampuan Kita Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.
10. Sediakan Waktu Untuk Istirahat Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru. Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur, tak perlu detail, berarti kita sudah paham. (sumber : http://uniqpost.com/)
ATAU.....................
Cara Belajar Efektif Efisien (sumber : (http://dating1206.blogspot.com/)
Bagaimana sih kita menemukan metode yang efektif dalam proses belajar, terkhusus para siswa dan pelajar seringkali menemukan kendala dalam proses belajar efektif dan efisien. Semua pasti merasa yang namanya belajar itu identik dengan Beban! atau kewajiban! coba dech ubah pola pikir dulu, atau simplenya gini !kita belajar karena kita suka! atau kita belajar karena kita tau itu penting buat masa depan kita nanti! dimana sesorang yang berilmu itu akan mendapatkan penghargaan dan kehidupan yang layak! kalo pola pikir kita sudah berubah pasti Cara Belajar Efektif akan terlaksana dengan mudah.

Selanjutnya sedikit masukan berharga dalam mempersiapkan diri guna mendapatkan cara belajar efektif dan efisien :
Description: http://2.bp.blogspot.com/-HJV1DIl-yhw/Tr5YvaR189I/AAAAAAAABfw/iKqsLH50q2M/s320/belajar+efektif.jpg

1. Belajar Bersama Metode ini seringkali di katakan metode yang paling efektif karena dalam suasana belajar berkelompok yang cukup santai otak menjadi lebih rileks menerima ilmu - ilmu yang akan di serap. Selain itu hal - hal yang belum di ketahui akan lebih mudah di selesaikan dengan bekerja sama.

2. Buatlah Intisari Dari Setiap Pelajaran Buatlah rangkuman atau ringkasan dari setiap pelajaran yang anda dapatkan baik di sekolah maupun di tempat lain atau lewat belajar bersama diatas. hal ini akan lebih efisien mengingat intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang ini akan menjadi Kata-kata kunci yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

3. Disiplin Dalam Belajar Kedisiplinan memang perlu diterapkan dalam belajar, seperti disiplin waktu dan disiplin dalam berkonsentrasi pada pelajaran. Dengan adaya sifat disiplin dalam diri Anda, dapat dipastikan pelajaran yang Anda lakukan dapat efektif dan efisien.

4. Menjadi Aktif Bertanya dan Ditanya Jika ada hal yang belum jelas, maka tanyakan kepada guru, teman atau orang tua. Jika kita bertanya biasanya kita akan ingat jawabannya. Jika bertanya, bertanyalah secukupnya dan jangan bersifat menguji orang yang kita tanya.

5. Kembangkan Materi Yang Sudah di Pelajari Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

Terakhir segiat - giatnya kita belajar tapi jangan lupa untuk istirahat. Orang - orang sukses seperti
steve jobs yang menjadi pintar karena mereka mempunyai metode - metode belajar efektif tersendiri, so ciptakan sendiri suasana belajar kondusif yang menurut mu bisa menjadi cara belajar efektif dan efisien.
BERHASIL memasuki perguruan tinggi, berarti berhasil mempelajari sesuatu dalam perjalanan sebelumnya. Di perguruan tinggi nanti, tidak akan ada proses belajar yang banyak dibimbing oleh guru dan teman-teman.

Karena itulah, maka kita perlu tahu bagaimana cara belajar lebih efektif yang bisa membuat kita tetap survive dan selalu menghasilkan hasil terbaik.

Survivingcollage.com, Kamis (2/8/2012) melansir empat tips agar kita dapat belajar secara efektif, sehingga siap menghadapi ujian kapan pun.

1. Rencanakan waktu studi di awal

Kuliah adalah waktu untuk memutuskan apa saja yang ingin kita lakukan dalam sisa hidup kita, maka lamanya waktu studi pun harus dipikirkan dan ditetapkan secara matang. Sebab ada saja kegiatan yang akan menggoda kita saat sedang fokus kuliah, seperti tergabung dalam organisasi olahraga dan kegiatan sosial, hingga beberapa pekerjaan freelence lainnya.

Perencanaan tidak hanya akan memaksa kita untuk berpacu memenuhi terget waktu studi yang telah ditentukan, tetapi juga akan membantu kita mempelajari keterampilan manajemen waktu.

2. Belajar secara bertahap

Para mahasiswa rata-rata dapat fokus tidak lebih dari satu jam pada kelas tertentu. Maka dari itu, waktu istirahat sangatlah penting di antara jam belajar. Suatu survei membuktikan, jika kita menghabiskan 30-45 menit untuk belajar, maka harus diselingi dengan waktu istirahat selama 10 menit di antaranya.

Selama istirahat, kita bisa melakukan apa saja yang kita sukai, bisa pergi berjalan-jalan, naik sepeda atau bermain game online. Hal tersebut bisa membuat pikiran kita teralihkan dari waktu belajar. Selain itu, istirahat di sela-sela waktu belajar juga akan membuat mood kita bertambah saat waktu belajar tiba lagi, sehingga membantu kita lebih fokus menyimpan informasi secara lebih efektif.

3. Mengolah catatan kuliah

Pernahkah mendengarkan dosen memberikan kuliah yang menarik, tetapi langsung seketika lupa saat dosen tersebut melangkahkan kaki keluar kelas? Hal ini sering terjadi pada seluruh mahasiswa di perguruan tinggi. Pikiran kita perlu penguatan untuk dapat mengingat secara efektif apa yang dikatakan atau diajarkan dosen tersebut.

Buatlah catatan kecil walaupun isinya berantakan. Dengan memiliki catatan tersebut, hal ini dapat menunjang ingatan dan daya belajar kita. Setelah kelas selesai, kita bisa mencari tempat yang tenang dan membaca ulang catatan dari kelas itu. Dan, untuk mengisi kekosongan waktu, kita bisa menulis ulang semuanya di catatan yang lebih rapi. Selain itu, kita bisa buat lembar pertanyaan dari catatan yang kita buat, jika masih ada materi yang tidak kita mengerti. Hal Ini akan membantu sangat membantu kita untuk belajar, sehingga dapat menjelaskan materi ulang.

4. Lupakan semua yang kita tahu tentang belajar!

Seringkali kita diajarkan untuk mengingat pelajaran saat di bangku sekolah. Belajar dan mengingat materi tersebut dilakukan dengan harapan agar kita bisa ingat saat ujian tiba. Suatu riset membuktikan, fokus terhadap rincian atau bahasa dari pertanyaan, akan bisa menipu kita. Sebab, mengingat adalah hal yang paling tidak dibenarkan.

Percobaan oleh Jenkins dan Hyde pada 1973 membuktikan, mengingat bukanlah cara memori otak manusia beroperasi. Kita adalah makhluk asosiasi yang memiliki cara yang lebih baik untuk mengasosiasikan materi dibandingkan dengan diri kita sendiri.

Dalam penelitian ini ada dua kelompok orang. Setiap orang diberi daftar kata-kata. Kelompok satu diminta untuk mengingat apakah huruf 'g' atau 'e' ditemukan di setiap kata. Kelompok dua diminta untuk menilai kenikmatan masing-masing kata. Hal ini berarti mereka harus berpikir tentang bagaimana setiap kata mempengaruhi mereka secara emosional.

Hasilnya mengejutkan. Hanya 39 persen dari anggota kelompok satu yang mengingat kata-kata yang mengandung huruf 'g' atau 'e'. Sedangkan di kelompok dua, 68 persen anggota kelompol mengingat kata-kata tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa dengan memberikan pemikiran yang mendalam untuk bagaimana sesuatu mempengaruhi kita, pikiran dapat mengingat dan mengingat materi lebih mudah.

Maka dari itu, temukanlah metode belajar yang paling cocok untuk kita dan terapkanlah dalam rutinitas perkuliahan kita. Suatu saat nanti, hal ini akan menjadi hal yang sangat penting di perguruan tinggi. Sebab kita akan merasakan perguruan tinggi adalah tingkat belajar berikutnya dari proses akademisi. Hal tersebut berarti membutuhkan tingkat belajar berikutnya untuk menjadi mahasiswa yang berhasil di perguruan tinggi.(rfa)
BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN
By ABDULKHOLID.S.Psi
I. PENGERTIAN dan PRINSIP BELAJAR
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah  proses perubahan  tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
Perubahan tersebut merupakan perubahan yang timbul karena adanya pengalaman dan latihan. Jadi belajar bukanlah suatu hasil, akan tetapi merupakan suatu prosesuntuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kebutuhan menuntut ilmu.
Proses belajar adalah mengalami, berbuat  mereaksi dan melampaui  (under   going).
Disengaja, bahwa proses belajar timbul karena ada suatu niatan

B. Prinsip Belajar
Landasan utama dalam mencapai keberhasilan belajar adalah kesiapan mental. Tanpa kesiapan mental, maka tidak akan dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran (kesulitan) yang dihadapi selama belajar.
Setiap peserta didik hendaknya mempunyai minat yang besar terhadap semua mata diklat yang diterima di sekolah. Suka atau tidak suka semua mata diklat harus ditempuh. Sikap membenci mata diklat tidak ada manfaatnya, yang terbaik adalah mengambil sikap positif dengan berusaha menyukai semua mata diklat yang diajarkan. Karena suka tidak suka mata diklat tersebut harus ditempuh pada jenjang pendidikan yang mereka ikuti.

II. HAMBATAN BELAJAR
Setiap proses pasti ada hambatannya, termasuk dalam belajar. Hambata muncul dari dalam diri maupun dari luar diri.
A. Hambatan dari dalam diri

  • Kesehatan fisik yang kurang baik mengakibatkan tidak dapat berkonsentrasi  (penglihatan kabur pendengaran yang kurang, gagap dll )
  • Intelegensi kurang/rendah (kemampuan belajaryang rendah).
  • Kebiasaan buruk (malas, suka menunda –nunda )
  • Persepsi negatif (perasaan pesimis, rendah diri, tertekan, takut dan cemas).
  • Sikap yang negatif terhadap diri, lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
  • Kelelahan psikologis (kepenatan saraf) sebagai akibat ketegangan emosi (emosi yang tidak stabil)


B. Hambatan dari luar diri

  • Keadaan lingkungan yang kurang nyaman dan tenang, misal : gaduh, terlalu panas/dingin, kacau dan kurang tertib.
  • Sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti : alat peraga, pustaka(buku acuan), kertas, alat tulis dll.
  • Meja tulis yang kurang bersih dan penuh dengan barang-barang yang tidak diperlukan.
  • Pengaruh teman yang kurang baik.
  • Keluarga, guru atau orang lain yang kurang memberi   dorongan.



Menurut Stine persepsi negatif adalah merupakan hambatan yang paling mempengaruhi kecepatan dan kemudahan dalam belajar.
Persepsi negatif yang bisa menghambat suatu proses belajar diantaranya :
  1. Saya bodoh
Pada saat pernyataan ini muncul, dalam diri akan muncul perasaan minder, malas
/tidak bersemangat
Solusi Ã Tanamkan dalam diri, bahwa didunia ini tidak ada orang bodoh, yang ada
adalah orang yang malas dan tidak mau berusaha.
2.  Belajar Membosankan
Pada saat muncul pernyataan bahwa belajar membosankan maka didalam diri kita
akan muncul perasaan gelisahdan tidak suka à dampaknya susah dalam
memfokuskan perhatian memahami apa yang dipelajari.
Solusi
ubah pernyataan belajar membosankan menjadi à Belajar itu menyenangkan,
melibatkan dan sangat menarik (selalu diulang sebelum belajar/latihan)
3. Saya bukan pelajar yang baik
Keraguan dan perasaan negatif akan menghambat optimalisai potensi diri.
Solusi
Selalu tanamkan dalam pikiran kita  ”Saya seorang pelajar yang hebat, selalu siap
mempelajari dan melakukan banyak hal yang lebih baik”
4. Saya tidak dapat memahami subjek ini / tidak dapat belajar
Otak kita memiliki kemampuan untuk mempelajari semua hal. Kita tidak bisa
memahami sesuatu karena sebelum mencoba belajar/mempelajari sesuatu saluran
mental yang berfungsi untuk menerima informasi dalam proses belajar sudah kita
sumbat/tutup dengan pernyataan tersebut.
Solusi sugesti diri kita dengan pernyataan : ”Saya mampu mempelajari / memahami
semuanya, baik matematika, bahasa Inggris dan banyak lagi ilmu yang ada di dunia
ini”
5. Saya tidak ingat dengan apa yang saya pelajari
Ketika pernyataan diatas dikeluarkan terus menerus, maka akan terkirim perintah
”penghapusan” mental ke otak, dimana perintah tersebut akan menghapus bersih isi
file-file mentalàmudah lupa dengan apa yang dipelajari.
Solusi Hentikan otak kita dari kalimat-kalimat yang merusak diri, dan gantikan dengan
percakapan diri yang memperkuat kesadaran tentang betapa kuat kemampuan belajar
kita yang diwariskan sejak lahir. Dengan mengubah pernyataan diatas menjadi ”Saya
sudah belajar mengingat banyak hal penting, nama, fakta, tanggal. Saya dapat dan
akan mengingat semua yang saya pelajari”

III MODALITAS BELAJAR
A. Menggunakan Otak dengan Maksimal
  1. Otak Kanan
Otak kanan berhubungan dengan hati (tersembunyi di bawah sadar), bertugas untuk memunculkan kreativitas (creativity), imajinasi (imagination) dan emosi (emotion). Penggunaan dari otak kanan lebih dominan hingga mencapai 80%
2. Otak Kiri
Untuk otak kiri berhubungan dengan pikiran (terlihat dipermukaan). Tugas otak kiri berkenaan dengan menganalisis (analysis), logika (logic),kalkulasi / berhitung (calculation) dan meneliti (detail). Untuk penggunaannya hanya mencapai 20%

Menggunakan Gaya belajar yang tepat
Agar mendapatkan hasil belajar yang optimal, proses belajar mesti kita sesuaikan denga gaya belajar yang sesuai dengan diri kita
Macam-macam gaya belajar :
Gaya Belajar Visual
belajar dengan cara melihat, membayangkan dan memperhatikan secara langsung objek yang dipelajari.
Gaya Belajar Audio
belajar dengan cara mendengarkan dari sumber ajar (diterangkan, radio/kaset, nada, irama, suasana heboh, suasana gaduh dll)
Gaya Belajar Kinesthetic
belajar dengan cara bergerak, merasa, menyentuh, menggengam, menangkap, menekan (dingin, kasar, tebal, tipis dll)   

CARA MENGENALI GAYA BELAJAR
INTRUKSI,
Lingkari nomor-nomor pada pernyataan yang kalian anggap sesuai dengan diri anda !
  1. Saya lebih suka mendengarkan informasi yang ada dikaset daripada membaca buku.
  2. Jika mengerjakan sesuatu, saya selalu membaca instruksinya terlebih dahulu.
  3. Saya lebih suka membaca daripada mendengarkan penjelasan dari guru.
  4. Saat seorang diri, saya biasanya memainkan musik/lagu atau bernyanyi.
  5. Saya lebih suka berolahraga daripada membaca buku
  6. Saya selalu dapat menunjukkan arah utara atau selatan di mana pun saya berada.
  7. Saya suka menulis surat, jurnal atau buku harian.
  8. Saat berbicara, saya suka mengatakan,”saya mendengar anda, itu terdengar bagus, itu bunyinya bagus.
  9. Kamar tidur, ruangan, meja, mobil atau rumah saya biasanya berantakan/tidak teratur.
  10. Saya suka merancang, mengerjakan dan membuat sesuatu dengan kedua tangan saya.
  11. Saya tahu hampir semua kata dari lagu yang saya dengar.
  12. Ketika mendengar oranglain bicara,saya biasanya membuat gambar dari apa yang mereka katakan dalam pikiran saya.
  13. Saya suka olahraga dan rasanya saya adalah olahragawan yang baik.
  14. Mudah sekali bagi saya untuk mengobrol dalam waktu yang lama dengan kawan saya saat berbicara di telepon.
  15. Tanpa musik,hidup sangat membosankan.
  16. Saya sangat senang berkumpul dan biasanya dapat mudah berbicara dengan siapa saja.
  17. Saat melihat obyek dalam bentuk gambar, saya dapat dengan mudah mengenali obyek yang sama walupun posisi obyek itu diputar/diubah.
  18. Saya biasanya mengatakan, ”saya rasa, saya perlu menemukan pijakan atas hal ini, atau saya ingin bisa menangani hal ini.
  19. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali melihat pengalaman itu dalam bentuk gambar di dalam pikiran saya.
  20. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali mendengar suara dan berbicara pada diri saya mengenai pengalaman itu.
  21. Saat mengingat suatu pengalaman, saya sering kali ingat bagaimana perasaan saya terhadap pengalaman itu.
  22. Saya lebih suka musik daripada seni lukis.
  23. Saya sering mencoret-coret kertas saat berbicara di telepon atau dalam suatu pertemuan/rapat.
  24. Saya lebih suka melakukan contoh peragaan daripada membuat laporan tertulis atas suatu kejadian.
  25. Saya lebih suka membacakan cerita daripada mendengarkan.
  26. Saya biasanya berbicara dengan perlahan.
  27. Saya lebih suka berbicara daripada menulis.
  28. Tulisan tangan saya biasanya tidak rapi.
  29. Saya biasanya menggunakan jari saya untuk menunjuk kalimat yang saya baca.
  30. Saya dapat dengan cepat melakukan penjumlahan dan perkalian dalam pikiran saya.
  31. Saya suka mengeja dan saya pintar mengeja kata-kata.
  32. Saya akan sangat terganggu apabila ada orang yang berbicara pada saat saya sedang nonton TV.
  33. Saya suka mencatat perintah/instruksi yang disampaikan pada saya.
  34. Saya dapat mengingat dengan mudah apa yang orang katakan.
  35. Saya paling mudah belajar sambil mempraktekkan/melakukan.
  36. Sangat sulit bagi saya untuk duduk diam dalam waktu yang lama.
Skoring :
Pindahkan hasil pilihan anda ke grafik gaya belajar dibawah ini
a. Gaya Belajar Visual
TOTAL:
2      3       6      7       12     17
19    23     25    30     31     33
b. Gaya Belajar Auditori
TOTAL:
1      4       8      11      14     15
16    20    22    27     32    34
c. Gaya Belajar Kinestetik
TOTAL:
5      9      10     13      18    21
24   26    28     29     35    36
Interpretasi
Jumlahkan total untuk setiap kategori. Semakin tinggi angka pada ketegori tertentu berarti anda semakin suka menggunakan gaya belajar itu.
Misalnya pada gaya belajar visual,anda melingkari  jawaban no. 2,6,7,12. Maka total skor anda adalah 4 (karena anda memilih 4 nomor). Demikian seterusnya.
Ada  yang perlu diingat, bahwa ada kemungkinan anda menggunakan lebih dari satu gaya belajar. Dan ini tidak menjadi masalah karena anda akan lebih mudah utuk belajar dengan dua atau lebih  gaya belajar (banyak media yang bisa digunakan)

IV. CARA BELAJAR EFEKTIF DAN EFISIEN
Belajar efektif dan efisien dapat tercapai apabila dalam belajar peserta didik menggunakan teknik belajar yang tepat. Kegagalan peserta didik dalam belajar lebih banyak disebabkan karena mereka tidak mengetahui teknik belajar yang efektif dan efisisen.

Beberapa teknik-teknik belajar efektif dan efisien,antara lain:

  1. Membaca doa belajar
  2. Dilakukan secara rutin (sesuai dengan jadwal yang telah dibuat) dan berkesinambungan.
  3. Membaca secara keseluruhan, baru kemudian mempelajari bagian-bagiannya.
  4. Membuat catatan penting (meringkas).
  5. Menarik kesimpulan dan dilakukan (latihan) dengan penuh perhatian.
  6. Pelaksanaan dengan waktu yang efektif, 4 X 2 lebih baik dari pada 2 X 4 (4 kali belajar @ selama 2 jam, lebih baik hasilnya dari 2 kali belajar @ selama 4 jam). Akan sangat baik dilakukan pada 1/3 malam terakhir setelah sholat tahajud.
  7. Mengulangi bahan pelajaran (sering diulang-ulang).
Imam ghozali daalm mempelajari sesuatu pasti di ulang 25 x untuk pertama dan diulag secara berkurang pada hari berikutnya)
  1. Konsentrasi dengan baik (konsentrasi dapat dilatih bukan bawaan/bakat)
  2. Melatih kecepatan membaca sekurang-kurangnya 200 perkataan dalam satu menit. Caranya dengan membaca lompatan mata tanpa mengucapkannya dengan menggerakkan bibir ataupun dalam hati,karena pengucapan itu memperlambat kecepatan.
  3. AMALAN WAJIB
Tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu ditambah sholat tahajud dan dhuha (bagi yang muslim)
Menjaga 5 Maksiat (mata, telinga, mulut, tangan-kaki, dan kemaluan)

TES CARA BELAJAR BELAJAR
Intruksi
Berilah tanda (V) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan kebiasaan belajar kalian!

NO
KEBIASAAN BELAJAR
YA
TIDAK
KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lebih senang belajar sendiri dari pada belajar bersama-sama.
Sebelum mulai belajar terlebih dahulu menentukan bahan-bahan yang akan saya pelajari sehingga waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Di luar jam sekolah saya belajar satu jam atau lebih.
Sambil belajar saya senang mendengarkan radio atau menonton TV.
Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya dengan mengerjakan secara teratur dari hari ke hari.
Saya menyelesaikan pekerjaan rumah tepat pada waktunya.
Saya berusaha untuk benar-benar tertarik pada setiap pelajaran yang saya ikuti.
Bagi saya belajar merupakan suatu hal yang bersifat untung-untungan dan tergantung suasana hati pada waktu itu.
Saya belajar dengan santai tanpa rencana.
Beberapa tugas sekolah tidak menarik, sehingga saya harus memaksakan diri mempelajari dan menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Saya tidak bisa belajar dengan baik karena gelisah,murung atau karena pikiran.
Bila duduk untuk belajar saya merasa sangat
lelah,jemu atau mengantuk sehingga saya tak dapat belajar dengan baik.
Bila saya membaca bahan bacaan yang panjang pada saat-saat tertentu saya berhenti membaca sambil meninjau/mengingat kembali hal-hal pokok yang telah saya baca sebelumnya.
Saya merasa sedikit sekali hasil yang saya peroleh dalam belajar dibandingkan dengan waktu yang saya pergunakan.
Saya belajar hanya karena ada ulangan.
Interpretasi
Setelah anda mengisi pernyataan diatas, adakan koreksi diri sendiri tentang cara belajar yang telah anda lakukan!
Cara belajar saya (lingkari a. atau b.)
a) Efektif dan efisien
Langkah selanjutnya :
...................................................................................................................................
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
b) Kurang efektif dan kurang efisien
Cara mengatasi :
...................................................................................................................................
................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... ..................................................................................................................................
  • Mind Map adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut.
  • Mind Map mengembangkan cara pikir divergen, berpikir kreatif.
  • Mind Map adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat. Mind Map dapat diistilahkan sebagai “Pisau Tentara Swiss Otak.”
  • Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.
Cara membuat mind map cukup mudah.... Banyak juga tulisan di blog lain, di portal lain yang membahas tentang mind map. yang saya sampaikan sekarang, hanya yang saya mengerti:
1. Mulailah dari tengah kertas...
2. Tulislah pokok bahasan/masalah yang akan dibahas, biasanya berupa judul bahasan atau tema bahasan.
3. Gunakan simbol/ilustrasi untuk ide utama.
4. Lebih menarik bila digunakan berbagai warna.
5. Buatlah cabang utama yang menghubungkan sub pokok bahasan dengan pokok bahasan. (seperti sberbagai cabang dalam sebuah pohon, cabang itu berupa sub pokok bahasan, dan pohonnya berupa pokok bahasan).
6. Jadi salah satu sub pokok bahasan sebagai pokok bahasan, maka ulangi langkah 4 samapi tidak ada lagi sub pokok bahasan (ranting akhir). Lanjutkan sampai seluruh pokok bahasan sudah memiliki ranting-ranting paling kecil (sub bahasan akhir).
7. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan biasanya hanya terdiri dari beberapa kata (tidak membentuk kalimat) atau hanya satu kata
Kecerdasan Emosional Membantu Sukses Dalam Pekerjaan
2009 MARCH 23
by Muhammad Noer
Description: Emotional Intelligence At WorkIstilah Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence) mulai populer sejak diperkenalkan secara massal pada tahun 1995 oleh Daniel Goleman lewat bukunya berjudul Emotional Intelligence – Why It Can Matter More Than IQ. Sebenarnya istilah ini sudah muncul sebelumnya dan sebagai terminologi dipakai dalam tesis doktoral Wayne Payne di tahun 1985. Untuk sejarah lebih lengkap dapat Anda baca di sini.
Apa Itu Kecerdasan Emosional?
Ada banyak perbedaan pendapat tentang apa yang dimaksud dengan kecerdasan emosional. Secara relatif bidang ini dianggap masih baru dalam Psikologi dan masih mencari bentuknya yang lebih mantap. Secara sederhana saya mencoba memahaminya sebagai:
·         kemampuan mengenali emosi diri sendiri
·         kemampuan mengendalikan emosi dan mengambil tindakan yang tepat
·         kemampuan mengenali emosi orang lain
·         kemampuan bertindak dan berinteraksi dengan orang lain
Dengan demikian orang yang cerdas secara emosional adalah orang yang memahami kondisi dirinya, emosi-emosi yang terjadi, serta mengambil tindakan yang tepat. Orang tersebut juga secara sosial mampu mengenali dan berempati terhadap apa yang terjadi pada orang lain dan menanggapinya secara proporsional.
Kecerdasan Emosional dan Realita Dunia Kerja
Dalam bukunya yang terkenal itu, Daniel Goleman menyebutkan disamping Kecerdasan Intelektual (IQ) ada kecerdasan lain yang membantu seseorang sukses yakni Kecerdasan Emosional (EQ). Bahkan secara khusus dikatakan bahwa kecerdasan emosional lebih berperan dalam kesuksesan dibandingkan kecerdasan intelektual. Klaim ini memang terkesan agak dibesarkan meskipun ada beberapa penelitian yang menunjukkan kebenaran ke arah sana. Sebuah studi bahkan menyebutkan IQ hanya berperan 4%-25% terhadap kesuksesan dalam pekerjaan. Sisanya ditentukan oleh EQ atau faktor-faktor lain di luar IQ tadi.
Jika kita melihat dunia kerja, maka kita bisa menyaksikan bahwa seseorang tidak cukup hanya pintar di bidangnya. Dunia pekerjaan penuh dengan interaksi sosial di mana orang harus cakap dalam menangani diri sendiri maupun orang lain. Orang yang cerdas secara intelektual di bidangnya akan mampu bekerja dengan baik. Namun jika ingin melejit lebih jauh dia membutuhkan dukungan rekan kerja, bawahan maupun atasannya. Di sinilah kecerdasan emosional membantu seseorang untuk mencapai keberhasilan yang lebih jauh.
Berdasarkan pengalaman saya sendiri dalam proses rekrutmen karyawan, seseorang dengan nilai IPK yang tinggi sekalipun dan datang dari Universitas favorit tidak selalu menjadi pilihan yang terbaik untuk direkrut. Ada kalanya orang yang pintar secara intelektual kurang memiliki kematangan secara sosial. Orang seperti ini bisa jadi sangat cerdas, memiliki kemampuan analisa yang kuat, serta kecepatan belajar yang tinggi. Namun jika harus bekerja sama dengan orang lain dia kesulitan. Atau jika dia harus memimpin maka akan cenderung memaksakan pendapatnya serta jika harus menjadi bawahan punya kecenderungan sulit diatur.
Orang seperti ini mungkin akan melejit jika bekerja pada bidang yang menuntut keahlian tinggi tanpa banyak ketergantungan dengan orang lain. Namun kemungkinan besar dia akan sulit bertahan pada organisasi yang membutuhkan kerja sama, saling mendukung dan menjadi sebuah “super team”, bukan “super man”.
Tentunya tidak semua orang yang cerdas secara intelektual seperti itu. Dan bukan berarti kecerdasan intelektual tidak penting. Dalam dunia kerja kecerdasan intelektual menjadi sebuah prasyarat awal yang menentukan level kemampuan minimal tertentu yang dibutuhkan. Sebagai contoh beberapa perusahaan mempersyaratkan IPK mahasiswa minimal 3.0 atau 2.75 sebagai syarat awal pendaftaran. Hal ini kurang lebih memberikan indikasi bahwa setidaknya kandidat tersebut telah belajar dengan baik di masa kuliahnya dulu.
Setelah syarat minimal tersebut terpenuhi, selanjutnya kecerdasan emosional akan lebih berperan dan dilihat lebih jauh dalam proses seleksi. Apakah dia punya pengalaman yang cukup dalam berorganisasi? Apakah calon tersebut pernah memimpin atau dipimpin? Apa yang dia lakukan ketika menghadapi situasi sulit? Bagaimana dia mengelola motivasi dan semangat ketika dalam kondisi tertekan? Dan banyak hal lagi yang akan diuji.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif, kemampuan seseorang menangani beban kerja, stres, interaksi sosial, pengendalian diri, menjadi kunci penting dalam keberhasilan. Seseorang yang sukses dalam pekerjaan biasanya adalah orang yang mampu mengelola dirinya sendiri, memotivasi diri sendiri dan orang lain, dan secara sosial memiliki kemampuan dalam berinteraksi secara positif dan saling membangun satu sama lain. Dengan cara ini orang tersebut akan mampu berprestasi baik sebagai seorang individu maupun tim.
Beberapa Karakteristik Orang Yang Sukses dalam Pekerjaan
Jika kita melihat orang yang sukses dalam pekerjaan, ada beberapa karakteristik umum yang mirip satu sama lain:
·         Bekerja dengan sepenuh hati dan riang
·         Memiliki prestasi dalam pekerjaan sebagai individu dan tim
·         Mampu mengelola konflik
·         Mampu menghadapi dan menjalankan perubahan
·         Memiliki empati terhadap atasan, bawahan dan rekan kerja
·         Mampu membaca dan mengenali emosi diri sendiri maupun orang lain serta mengambil tindakan yang tepat dalam menanganinya
Jika kita perhatikan, maka hampir semua daftar di atas akan dimiliki oleh orang yang cerdas secara emosional. Khusus untuk item nomor dua diperlukan kecerdasan intelektual yaitu bagaimana seseorang bisa menjadi ahli di bidangnya. Memiliki pengetahuan dan skill yang mumpuni agar bisa berprestasi secara individu. Selanjutnya kecerdasan emosional akan membantunya berprestasi pula sebagai tim bersama rekan kerja, bawahan maupun atasannya.
Secara sederhana, ada dua kelompok keahlian yang dimiliki orang yang cerdas secara emosional:
1.    Kemampuan Pribadi
o    Pengenalan diri (Self Awareness), memahami emosi, batasan yang dapat dicapai, kemampuan, kekuatan dan kelemahan.
o    Manajemen diri (Self Management), mampu mengendalikan diri menghadapi berbagai situasi
o    Orientasi Tujuan (Goal Orientation), mengetahui apa yang menjadi tujuannya dan menyusun langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya.
2.    Kemampuan Sosial
o    Empati: mengenali perasaan dan emosi orang lain serta mampu menempatkan diri dalam posisi tersebut.
o    Keahlian sosial (Social skills): mampu berinteraksi dengan orang lain, bekerjasama, mengelola konflik serta bersikap dengan tepat terhadap berbagai situasi perasaan dan emosi orang lain.
Melatih Kecerdasan Emosional
Sejak kecil kita telah memiliki emosi dan berinteraksi dengan emosi tersebut. Kebiasaan kita dalam menanganinya akan terus terbawa dan menjadi karakter seseorang ketika dewasa. Dengan demikian, alangkah berbahagianya seorang anak yang memiliki orangtua yang peka dan pelatih emosi yang baik. Anak seperti ini akan berlatih menangani dirinya sejak masa kecil. Untuk topik ini insya Allah akan saya posting dalam kesempatan yang akan datang.
Bagaimana jika ketika dewasa kita kurang memiliki kematangan secara emosional? Jawabannya adalah kecerdasan tersebut dapat dilatih. Cara paling awal adalah dengan mengenali emosi diri Anda ketika terjadi. Kenali apa saja yang berkecamuk dalam dada Anda dan suara-suara yang memerintahkan Anda untuk bertindak. Tahapan berikutnya adalah melakukan kontrol diri terhadap berbagai bentuk emosi yang ada. Bagaimana Anda mengendalikan diri ketika marah, tidak terpuruk ketika merasa kecewa, dapat bangkit dari kesedihan, mampu memotivasi diri dan bangkit ketika tertekan, mengatur diri dari kemalasan, menetapkan target yang menantang namun wajar, serta bisa menerima keberhasilan maupun kegagalan dengan lapang dada.
Jika hal tersebut sudah Anda kuasai, selanjutnya adalah melatih kematangan sosial. Bagaimana Anda berempati – merasakan apa yang dirasakan orang lain – sehingga bisa memberi respon yang tepat terhadap sinyal-sinyal emosi yang ditampilkan orang lain. Kematangan ini akan mudah dikembangkan jika Anda aktif terlibat dalam organisasi, bekerjasama dengan orang lain dan memiliki interaksi sosial yang intens. Latihlah kemampuan Anda dalam memimpin dan dipimpin, memotivasi orang lain, serta mengatasi dan mengelola konflik.
Bagi saya pribadi, memahami emosi sangat membantu dalam mengenali diri dalam tahap awal. Selanjutnya adalah mengenali dan mengendalikan oknum-oknum yang saling berperang dalam diri: berbagai keinginan, kesombongan, iri hati, dengki, kebencian, amarah dan sifat-sifat lainnya. Cerdas secara emosional akan membantu Anda pada tahap awal untuk mengenali diri dengan lebih baik, sekaligus bersikap positif dan melatih kematangan menghadapi kehidupan, apapun yang terjadi: susah atau senang, sukses atau gagal, mudah atau sulit.
Selamat belajar, semoga Allah membantu saya dan Anda menjadi orang yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Anda punya pandangan lain tentang hal ini? Silakan sampaikan pendapat Anda.
Bahan Rujukan:
·         Kecerdasan Emosional oleh Daniel Goleman, Gramedia Pustaka 1996. Diterjemahkan dari Daniel Goleman (1995). Emotional Intelligence. New York: Bantam Books
·         Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak oleh John Gottman, Ph. D. dan Joan DeClaire, Gramedia Pustaka, 2008. Diterjemahkan dari John Gottman, Ph. D. & Joan DeClaire (1997). The Heart of Parenting.
·         Wikipedia  http://en.wikipedia.org/wiki/Emotional_Intelligence
·         Emotional Intelligence At Work – E-Learning Cours


Tidak ada komentar:

Posting Komentar