Sabtu, 09 Januari 2016

Cara Metode pencatatan persediaan



Metode pencatatan persediaan

Di dalam suatu dunia industri perdagangan dan distribusi, barang dijadikan sebagai unsur utama yang diniagakan mulai pembelian hingga penjualan. Persediaan barang dagangan ini dibagi dalam berbagai aspek sebagai berikut:

1. Barang dalam industri perdagangan
Barang yang digunakan dalam bidang usaha ini dibeli dari pemasok, disimpan, dan kemudian dijual kepada pelanggan tanpa adanya perubahan komposisi atas barang yang dimaksud.

2. Barang dalam industri manufaktur
Barang yang digunakan dalam bidang usaha ini pada dasarnya memerlukan proses pengolahan lebih lanjut sebelum dijual kepada pelanggan. Adapun jenis barang yang dimaksud dibagi menjadi 3 bagian antara lain:

a. Bahan Mentah, yaitu bahan yang dibeli dari pemasok untuk diolah lebih lanjut. 
b. Bahan Penolong/ Setengah Jadi, yaitu bahan yang telah diolah namun masih perlu proses penyelesaian.
c. Barang Jadi, yaitu barang yang telah telah selesai diproduksi dan siap untuk dipasarkan.


Pencatatan persediaan memiliki dua cara yaitu:

1. Sistem Perpetual (Metode Buku), yaitu pencatatan persediaan yang dilakukan secara berkesinambungan langsung pada jumlahnya dan harga pokoknya. Pada sistem ini, perusahaan langsung dapat melihat berapa jumlah persediaan beserta harga pokoknya secara mutakhir dan akurat. Meskipun pada akhir periode ditemukan adanya ketidaksesuaian jumlah fisik dan pembukuan, penyesuaian persediaan tetap bisa dilakukan dengan cara stock opname.

2. Sistem Periodik (Metode Fisik), yaitu pencatan persediaan beserta nilainya dilakukan hanya pada akhir periode. Sistem ini tidak akan menjurnal akun persediaan dan harga pokok apabila terjadi transaksi namun pada akhir periode perusahaan harus menghitung jumlah dan nilai yang dimaksud dengan menjurnal penyesuaian terhadap ikhtisar laba-rugi.

Adapun untuk menilai persediaan barang dagang, ini dapat dihitung dengan 3 
 metode harga pokok yaitu:

1. Metode FIFO, yaitu barang yang lebih awal masuk yang dikeluarkan kali pertama sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terakhir.
2. Metode LIFO, yaitu barang yang lebih akhir masuk yang dikeluarkan kali pertama sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terawal.
3. Metode Rata-rata, yaitu pengeluaran barang ditentukan secara rawak atau acak sehingga penentuan harga pokok untuk metode ini dicari nilai rata-ratanya.
Jika perusahaan menganut sistem persediaan Perpetual, perusahaan akan memerlukan buku besar pembantu khusus untuk persediaan barang dagang yang lazim dinamakan dengan Kartu Stok dan Mutasi Barang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar